Studi Penggeseran Beban pada Jaringan Listrik Jawa-Bali dengan Penyimpanan Energi Jenis Hidrogen
Abstract
Indonesia sejak tahun 2004 telah menjadi net importer minyak mentah dan
diprediksi menjadi net importer gas alam pada tahun 2026. Peran pembangkit listrik
berbahan bakar diesel dan gas alam sebagai pembangkit beban puncak dapat
digantikan dengan menggunakan metode pergeseran beban oleh penyimpanan
energi. Besaran energi yang harus digeser di masa depan dapat dihitung
menggunakan metode forecast. Dengan menggunakan model ekonometrika, hasil
forecast menunjukan beban puncak tumbuh 6.2% tiap tahun. Pada tahun 2030,
beban puncak pada Jawa-Bali adalah 55071 MW dan melepaskan 19774 MWh
selama waktu beban puncak. Penyimpanan energi berbasis hidrogen disimulasikan
dengan memvariasikan temperatur fuel cell, temperatur elecrotyzer, dan koefisien
exchange current density pada elektroda oksigen dan hidrogen. Simulasi
menunjukan bahwa pada simulasi W1X2Y1Z1 diperoleh effisiensi maksimum
sebesar 64.34%. Penyimpanan energi hidrogen membutuhkan energi sebesar 30733
MWh dari beban dasar untuk menghasilkan 566069 kg gas hidrogen. Dengan
penggeseran beban, ditunjukan pengurangan konsumsi bahan bakar diesel dan
peningkatan konsumsi gas alam. Hasil Emisi CO2 setelah penggeseran beban terjadi
peningkatan sebesar 229 kg per hari.