Pengembangan Metode Penskoran untuk Klasifikasi Perkotaan-Perdesaan di Jawa Barat.
View/ Open
Date
2019Author
Manik, Robin Pranata
Wigena, Aji Hamim
Sartono, Bagus
Metadata
Show full item recordAbstract
Klasifikasi perkotaan-perdesaan dihasilkan melalui metode penskoran. Metode penskoran telah digunakan sejak tahun 1980 dan diperbaharui tahun 2000 dan terakhir tahun 2010. Ada empat komponen penting dalam penyusunan metode penskoran yaitu peubah penentu klasifikasi (peubah prediktor), kriteria tiap peubah, skor tiap kriteria dan ambang kuantitatif (threshold). Keempat komponen tersebut menjadi faktor sensitif karena desa berkembang dari waktu ke waktu.
Metode penskoran perlu selalu diperbaharui agar sesuai dengan perkembangan desa. Tujuan penelitian ini adalah mengevaluasi metode penskoran yang digunakan oleh BPS saat ini dan mengembangkan metode penskoran dengan teknik optimasi. Data yang digunakan adalah data sekunder PODES 2008 dan 2014 dengan 17 peubah prediktor.
Metode diskritisasi digunakan untuk memotong selang data menjadi sub-sub selang yang akan yang akan menjadi kriteria peubah. Pendekatan Weight of Evidence (WOE) dan normalisasi minimum-maksimum terhadap WOE menghasilkan skor tiap kriteria. Selanjutnya, teknik optimasi untuk menentukan ambang kuantitatif dan kombinasi peubah terbaik agar metode penskoran menghasilkan klasifikasi perdesaan-perkotaan yang meminimumkan jumlah transisi desa perkotaan menjadi desa perdesaan (konsep perkembangan desa) dan memaksimumkan indeks moran (konsep perkembangan kawasan). Metode enumerasi digunakan untuk menjawab permasalahan optimasi dengan menunjukkan semua kandidat solusi yang memenuhi kendala (constraints), kemudian dipilih solusi optimum diantara hasil enumerasi tersebut.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa metode penskoran perlu dimodifikasi. Teknik optimasi menghasilkan dua metode penskoran alternatif yang lebih baik daripada metode penskoran 2010. Metode alternatif menggunakan jumlah peubah prediktor yang lebih sedikit daripada metode penskoran 2010. Metode alternatif 1 dipilih sebagai pengembangan metode penskoran terbaik dengan delapan jumlah peubah prediktor dan ambang kuantitatif 5. Peubah prediktor pada metode penskoran terbaik antara lain kepadatan penduduk, persentase rumah tangga pertanian, akses fasilitas Taman Kanak-kanak, pasar, rumah sakit, persentase rumah tangga telepon, keberadaan hotel dan jumlah minimarket.