Pengembangan Sistem Manajemen Pengetahuan Kompetensi Guru (Studi Kasus: SMK Pembangunan Bogor).
View/ Open
Date
2019Author
Saraswati, Annisa
Hermadi, Irman
Wijaya, Sony Hartono
Metadata
Show full item recordAbstract
Guru mempunyai peran strategis dalam membantu tercapainya tujuan pendidikan. Tugas guru yaitu merencanakan, melaksanakan, dan menilai hasil pembelajaran. Setiap guru wajib memiliki kompetensi tertentu untuk menunjang pelaksanaan tugasnya yaitu kompetensi pedagogi, kepribadian, sosial, dan profesional. Data hasil Uji Kompetensi Guru (UKG) tahun 2015 menunjukkan bahwa kompetensi yang dimiliki guru masih rendah khususnya pada kompetensi pedagogi dengan nilai rata-rata nasional sebesar 48.94, yakni berada di bawah standar kompetensi minimal (SKM) yaitu 55. Hal ini menunjukkan bahwa peningkatan kualitas kompetensi guru secara berkelanjutan perlu memperoleh dukungan dan partisipasi dari berbagai pihak termasuk sekolah.
Berdasarkan perolehan hasil uji kompetensi guru SMK Pembangunan Bogor tahun 2018, dari 5 guru yang mengikuti uji kompetensi hanya 2 guru yang berhasil memenuhi SKM. Hal ini menunjukkan bahwa kompetensi guru SMK Pembangunan Bogor masih perlu dikembangkan. Berbagai kegiatan pelatihan di sekolah telah dilakukan sebagai sarana untuk mengembangkan dan berbagi pengetahuan kompetensi guru. Akan tetapi belum berjalan efektif karena keterbatasan waktu yang guru miliki untuk mengikuti pelatihan. Oleh sebab itu diperlukan suatu sarana untuk memudahkan proses berbagi pengetahuan kompetensi guru yang telah didokumentasikan serta tidak terbatas pada waktu dan lokasi. Salah satu solusinya adalah mengembangkan sistem manajemen pengetahuan sebagai sarana berbagi pengetahuan dan sumber belajar kompetensi guru.
Metode penelitian diadopsi dari metode Knowledge Management System Life Cycle (KMSLC) menggunakan pendekatan berorientasi objek. Tahap penelitian yang dilakukan meliputi: (1) mengevaluasi infrastruktur; (2) membentuk tim manajemen pengetahuan; (3) menangkap aset pengetahuan; (4) membuat cetak biru manajemen pengetahuan; (5) verifikasi dan validasi sistem manajemen pengetahuan. Hasil penelitian ini berupa sistem manajemen pengetahuan berbasis web yang memiliki fitur-fitur untuk mendukung proses menangkap, mengembangkan, membagikan, dan memanfaatkan pengetahuan. Hasil pengujian menunjukkan bahwa sistem berfungsi dengan baik dan sesuai dengan kebutuhan pengguna. Pengembangan sistem manajemen pengetahuan ini dapat memudahkan guru untuk memperoleh pengetahuan terkait kompetensi guru.