Kualitas Udara, Gambaran Darah dan Performa Ayam Broiler pada Pemeliharaan dengan Suhu Ruang Berbeda
View/ Open
Date
2019Author
Nurhidayah, Asma'ul Fitriana
Ulupi, Niken
Salundik
Metadata
Show full item recordAbstract
Indonesia termasuk negara yang beriklim tropis. Iklim tropis memiliki ciri
panas dan lembab. Suhu tinggi di wilayah iklim tropis dapat menyebabkan
penurunan performa ayam. Suhu tinggi dapat mempercepat proses penguraian
feses yang dilakukan oleh bakteri. Proses Penguraian feses yang dilakukan oleh
bakteri tersebut menyebabkan penurunan kualitas udara, sehingga menimbulkan
kontaminasi udara. Penurunan kualitas udara dapat menyebabkan terganggunya
fisiologis ternak. Gangguan fisiologis ternak dapat terlihat dari gambaran darah.
Gangguan-gangguan tersebut pada akhirnya dapat mempengaruhi produktivitas
ternak.
Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji dampak perbedaan suhu
pemeliharaan ayam broiler terhadap kualitas udara, gambaran darah dan performa
ayam broiler. Ayam dipelihara di dalam kandang tertutup selama lima minggu.
Sebanyak 80 DOC (day old chick) ayam broiler dimasukkan pada dua unit
kandang. Tiap kandang dibuat 4 petak berukuran 1x1 m2 dan diisi 10 ekor ayam.
Pengamatan suhu dan kelembapan dilakukan selama pemeliharaan. Pengujian
kualitas udara dilakukan sebanyak tiga kali selama pemeliharaan yaitu minggu ke-
3, awal minggu ke-4 dan akhir minggu ke-5. Penghitungan gambaran darah
dilakukan satu kali diakhir penelitian minggu ke-5. Pengamatan performa ayam
dilakukan selama pemeliharaan. Rancangan penelitian menggunakan rancangan
acak lengkap, sebagai perlakuan suhu berbeda pada dua unit kandang yaitu suhu
20 oC (KS20) dan suhu 30oC (KS30). Percobaan diulang sebanyak empat kali dan
tiap ulangan diisi 10 ekor ayam. Analisis data yang digunakan pada penelitian ini
adalah analisis deskriptif.
Ayam broiler yang dipelihara pada suhu rendah pada minggu ke-4 dan
minggu ke-5 berkisar 25-26 °C dengan kelembapan 74-80%, sedangkan untuk
suhu tinggi pada minggu ke-4 dan minggu ke-5 berkisar 30-32 °C dengan
kelembapan 75-78%. Konsentrasi amonia kedua perlakuan pada minggu ke-4
menurun yaitu 0.08 ppm dan minggu ke-5 meningkat yaitu 2.022-2.027 ppm.
Konsentrasi karbondioksida pada suhu rendah dan suhu tinggi terjadi peningkatan
pada minggu ke-5 yaitu 17.76-22.13 ppm. Konsentrasi hidrogen sulfida pada
kedua perlakuan pada minggu ke-4 sebesar 0.0010-0.0013 ppm dan minggu ke-5
meningkat (0.0019-0.0023 ppm). Debu total pada suhu rendah di minggu ke-5
meningkat yaitu 326.10 μg m-3. Partikel debu 10 μm pada suhu tinggi lebih tinggi
pada minggu ke-4 (84.84 μg m-3) dan minggu ke-5 (156.42 μg m-3). Gambaran
sel darah merah dan gambaran sel darah putih pada suhu rendah dan suhu tinggi
berada dalam kisaran normal. Ayam yang dipelihara pada suhu tinggi mengalami
stres terlihat dari nilai rasio H/L yaitu 0.59. Stres panas pada suhu tinggi
berdampak pada penurunan konsumsi pakan, bobot badan, pertambahan bobot
badan dan meningkatnya nilai konversi pakan. Kesimpulan dari penelitian ini
adalah ayam yang dipelihara pada kandang suhu tinggi (30 oC) menghasilkan
kualitas udara yang lebih rendah, ayam menjadi stres panas lebih tinggi dan
mengalami penurunan performa.
Collections
- MT - Animal Science [1203]