Model Arrhenius dan Pengaruh Jenis Kemasan terhadap Mutu Buncis (Phaseolus vulgaris L.).
Abstract
Buncis (Phaseolus vulgaris L.) merupakan salah satu sayuran yang mudah
rusak dikarenakan mempunyai tingkat laju respirasi yang tinggi. Penanganan
pascapanen untuk meminimalkan kerusakandapat dilakukan dengan cara
pengemasan yang baik dan penyimpanan pada suhu yang optimum. Penelitian ini
bertujuan untuk mengkaji laju respirasi buncis pada berbagai suhu penyimpanan,
menggambarkan laju respirasi terhadap suhu penyimpanan menggunakan model
Arrhenius, dan mengkaji pengaruh jenis kemasan plastik terhadap perubahan
mutu buncis selama penyimpanan. Laju respirasi diukur menggunakan metode
sistem tertutup. Sebanyak 500 gram ditempakan pada stoples. Perubahan
komposisi gas (CO2 dan O2) dianalisis menggunakan gas analyzer pada interval
waktu 2 jam selama 11 hari. Untuk menguji pengaruh jenis kemasan, sebanyak
150 gram buncis masing-masing dikemas menggunakan plastik jenis kemasan
stretch film 0.01 mm, linear low density polyethylene 0.28 dan polypropylene
0.01 mm dan disimpan pada suhu 5 oC. Perubahan mutu diamati selama 15 hari
meliputi susut bobot, TPT, kekerasan, dan perubahan warna. Hasil penelitian
menunjukan perubahan laju respirasi dipengaruhi oleh suhu dimana semakin
tinggi suhu penyimpanan maka semakin tinggi laju respirasi yang dihasilkan.
Model Arrhenius yang didapat setelah melakukan penelitian adalah dengan nilai
R2 yang didapat untuk O2 dan CO2 berturut-turut adalah 0.867 dan 0.902. Energi
Aktivasi atau E yang diperoleh dari kedua garis linear O2 dan CO2 adalah 43.0
kJ/mol dan 36.7 kJ/mol, sedangkan untuk fakor preeksponensial (R0) diperoleh
nilai 1.41 x 106 ml/kg.jam dan 1.82 x 106 ml/kg.jam. Berdasarkan pengamatan
parameter mutu, buncis dapat disimpan dengan baik pada suhu 5 oC dan
menggunakan plastik jenis SF dengan tingkat kerusakan yang rendah dan umur
simpan yan panjang.