Aplikasi Teknik Group Lasso pada Pemodelan Statistical Downscaling untuk Pendugaan Curah Hujan Bulanan (Studi Kasus Curah Hujan pada 11 Pos Hujan di Kabupaten Indramayu).
Abstract
Produktivitas bidang pertanian khususnya padi sangat tergantung dari unsur
iklim yaitu curah hujan. Curah hujan merupakan salah satu unsur iklim di daerah
tropis yang memiliki variasi tinggi sehingga sulit untuk dilakukan pendugaan.
Pendugaan curah hujan penting dilakukan untuk meningkatkan produktivitas padi
di Indonesia. Provinsi Jawa Barat merupakan salah satu produsen padi terbesar di
Indonesia. Produksi padi di Jawa Barat pada tahun 2014, mencapai ± 11 juta ton
gabah kering giling (GKG), mengalami penurunan sebesar 3.7% dibanding tahun
2013. Kabupaten Indramayu merupakan salah satu kabupaten di Jawa Barat yang
memiliki luas panen padi sebesar 225983 Ha. Hal ini menjadikan Indramayu
sebagai kabupaten dengan luas panen padi terluas di Jawa Barat.
Metode pendugaan curah hujan telah banyak dilakukan, salah satunya dengan
teknik pemodelan Statistical Downscaling (SDs). Pemodelan SDs merupakan salah
satu penerapan pemodelan dengan kondisi kovariat yang umumnya banyak dan
tidak saling bebas. Permasalahan yang akan dihadapi adalah masalah ill-conditional
data dalam hal ini multikolinieritas dan korelasi tinggi antar peubah. Kasus data
berkorelasi tinggi menyebabkan penduga koefisien regresi linier yang diperoleh
memiliki ragam yang besar. Masalah data berkorelasi tinggi pada regresi linier tidak
dapat ditangani secara langsung oleh metode kuadrat terkecil. Solusi masalah ini,
dapat menggunakan seleksi peubah dan penyusutan dalam menduga model.
Teknik seleksi subset (seperti best subsets, forward selection, backward
elimination, stepwise), shrinkage (seperti lasso dan regresi gulud), dan transformasi
dimensi (seperti PCA dan PLS). Teknik least absolute shrinkage and selection
operator (lasso) mengubah penalti dalam regresi gulud dengan norm L1
(regularisasi L1). Kelemahan teknik lasso adalah masih mungkin menghilangkan
beberapa kovariat penting yang memiliki korelasi tinggi. Teknik group lasso
merupakan perluasan dari lasso dan diduga dapat mengatasi hal tersebut. Oleh
karena itu, penting untuk dipelajari karakteristik group lasso dalam kasus data
berkorelasi tinggi dengan menggunakan data simulasi. Selanjutnya, digunakan
dalam pemodelan SDs untuk pendugaan curah hujan bulanan di Kabupaten
Indramayu dan sekitarnya.
Kajian dilakukan dengan membuat simulasi untuk mempelajari karakteristik
group lasso. Hasil simulasi menunjukkan group lasso dan lasso memberikan suatu
alternatif bagi penyeleksian peubah dan pendugaan koefisien regresi pada kovariat
berkorelasi tinggi. Teknik group lasso lebih baik dibanding mkt dan lasso pada saat
terdapat kelompok �� dan dalam satu kelompok, ���� ≥ 1 semua atau ���� < 1 semua
atau ���� = 0 semua. Pada kasus yang lainnya group lasso relatif sama baik
dibanding lasso dan MKT dan dapat dijadikan sebagai alternatif pilihan.
Selanjutnya, teknik group lasso dan lasso digunakan dalam pemodelan SDs
untuk pendugaan curah hujan bulanan di Kabupaten Indramayu dan sekitarnya.
Hasil analisis menunjukkan group lasso dan lasso memberikan suatu alternatif bagi
pemodelan Statistics Downscaling untuk pendugaan data curah hujan. Secara
umum, pemodelan linier tanpa dummy dengan lasso dan group lasso sama-sama
dapat dipertimbangkan dalam pemodelan SDs. Tujuh skenario yang diterapkan
pada teknik group lasso tanpa dummy, skenario enam dapat dijadikan sebagai
alternatif pilihan yang lebih baik dibanding skenario lainnya. Selanjutnya,
Pemodelan linier dengan dummy lebih baik dibanding tanpa dummy pada kedua
teknik tersebut. Pemodelan linier dengan dummy, menggunakan teknik lasso dan
group lasso sama-sama dapat dipertimbangkan dalam pemodelan SDs. Tujuh
skenario yang diterapkan pada teknik group lasso dengan dummy, tidak ada
skenario yang selalu lebih unggul dibanding yang skenario lainnya. Oleh karena itu,
ketujuh skenario tersebut dapat dijadikan sebagai alternatif pilihan dalam
pemodelan SDs. Hal ini karena perbedaan nilai dan selisih nilai statistik RMSEP
dan nilai koefisien korelasi yang belum terlalu signifikan.
Kata kunci: curah hujan, group lasso, lasso, metode kuadrat terkecil, statistical
downscaling