Manajemen Bandwidth Menggunakan Pendekatan KNN dan Fractional Knapsack Problem (Studi Kasus Kantor Kementerian Agama Kota Bogor)
View/ Open
Date
2018Author
Muttaqi, Ahmad Rizaqu
Wahjuni, Sri
Neyman, Shelvie Nidya
Metadata
Show full item recordAbstract
Pertengahan tahun 2015 Kementerian Agama RI meluncurkan layanan e-government. Untuk menunjang hal tersebut, harus ada perancangan manajemen jaringan komputer yang memadai untuk mencapai kinerja maksimal. Jaringan komputer pada Kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota bertumpu pada jaringan internet untuk mengakses layanan sistem informasi yang berjalan. Pada pelaksanaannya terjadi kendala yang dihadapi secara teknis di lapangan, diantaranya kebutuhan minimal bandwidth untuk menjalankan sistem informasi, dokumentasi topologi jaringan yang digunakan, dan perilaku pengguna yang mengakses situs-situs yang bersifat hiburan atau entertainment seperti jejaring sosial, layanan berbagi video, game online, hingga layanan berbagi file. Saat terjadi jam-jam sibuk atau peak hour sering terjadi kepadatan jaringan atau bottleneck, terlebih saat menjelang pemberangkatan haji dan pencatatan pernikahan akan terjadi lonjakan trafik secara signifikan. Manajemen bandwidth yang baik dapat ditunjukkan dengan QoS (Quality of Service) berdasarkan parameter throughput, delay, dan jitter. Secara umum laporan atau report pada NMS (Network Monitoring System) dan PRTG hanya memberikan informasi jumlah paket data uplink dan downlink dalam satuan waktu. Hal tersebut perlu dilakukan klasifikasi layanan untuk mengetahui layanan yang berjalan di jaringan, sebagai dasar pembagian bandwidth. Salah satu metode klasifikasi layanan menggunakan KNN (K-Nearest Neighbor), dengan cara menghitung euclidean distance menggunakan atribut IP Address dan len frame. Nilai euclidean distance terendah dipilih sebagai prediktor untuk model klasifikasi. Fractional knapsack problem digunakan untuk memberikan alokasi bandwidth pada setiap kategori layanan, berdasarkan nilai pembobotan yang berbeda sesuai dengan tingkat prioritas. Penggunaan 2 (dua) metode tersebut diuji menggunakan uji t berpasangan menggunakan parameter uji throughput, jitter, dan delay. Pengujian dilakukan dengan membandingkan parameter uji sebelum dan sesudah dilakukan manajemen bandwidth. Nilai signifikansi yang dihasilkan antara 75 – 85%. Metode yang digunakan dapat mengendalikan jumlah trafik pada setiap layanan, di sisi lain nilai delay dan jitter masih tinggi. Untuk itu perlu dilakukan penambahan free space alokasi pada setiap layanan yang dapat digunakan pada saat diperlukan, untuk dapat menurunkan nilai delay dan jitter . Pada klasifikasi layanan dapat ditambah dengan ciri atau features yang lain untuk mendapatkan hasil yang lebih identik.