Analisis Kinerja Pengelolaan Biogas dan Potensi Pengembangannya pada TPS 3R Berbasis Masyarakat di Kota Bogor
Abstract
Masalah sampah di negara berkembang seperti Indonesia masih menjadi
topik yang menarik. Fakta di lapangan kesadaran masyarakat membuang dan
memilah sampah masih rendah. Pemerintah berinisiatif membuat aturan untuk
membuat sebuah tempat pengolahan sampah terpadu yang kemudian dikenal
dengan nama TPS-3R (tempat pengolahan sampah reduce-reuse-recycle).
Kemudian terbitlah PP No. 81 Tahun 2012 tentang pengelolaan sampah rumah
tangga dan sampah sejenis sampah rumah tangga.
Di Kota Bogor, saat ini terdapat 24 titik TPS-3R, 12 titik diantaranya
sudah menggunakan instalasi pengolahan sampah organik menjadi biogas.
Jumlah ini ternyata baru mengolah sekitar 0.85 % dari total sampah Kota Bogor
yang mencapai 600 ton/hari. Target pengolahan di TPS-3R adalah 70 % sampah
(organik dan anorganik). Jadi dari jumlah tersebut artinya 30 % sampah masuk ke
TPA sebagai residu. Saat ini di lapangan rata-rata TPS-3R mampu mengolah
sekitar 40 % sampah , artinya 60 % residu masuk ke TPA, dan ada sebagian yang
dibakar. Ini menunjukkan masih diperlukan teknologi dan implementasi kontinue
di lapangan untuk optimalisasi TPS-3R yang ada. Maka diperlukan suatu
penelitian awal untuk menganalisa efektifitas kinerja dan potensi serta strategi
pengelolaan khususnya biogas pada TPS-3R di kota Bogor.
Hasil penilaian kinerja menggunakan instrument evaluasi dari Dirjen
PUPR tahun 2016 yang sudah disesuaikan dengan kondisi di lapangan, terlihat
pengelolaan biogas di 12 TPS-3R Kota Bogor secara umum ada pada level cukup
baik, yang ditandai dengan rata-rata skore 14,40 (di atas ambang batas 13.80).
Permasalahan yang cukup mengemuka antara lain masalah teknis pengolahan
sampah organik menjadi kompos dan biogas yang belum optimal, masalah sumber
daya manusia, administrasi pengelolaan, kondisi keuangan, pengelolaan
keuangan, dan rendahnya partisipasi masyarakat yang ditandai dengan sampah
yang belum terpilah di rumah tangga.
Hasil analisis SWOT menunjukkan bahwa potensi pengelolaan sampah
organik menjadi biogas di TPS-3R kota bogor berada di kuadran satu yang artinya
perlu strategi yang agresif untuk memaksimalkan kekuatan dan peluang.
Hasil pengujian hirarki strategi dengan metode ISM menunjukkan bahwa
empat alternatif tindakan yang harus dilakukan sebagai prioritas awal yaitu
Penelitian dan Pengembangan sampah organik menjadi biogas yang intensif,
Sosialisasi dan edukasi oleh pemerintah tentang pengolahan, pengemasan, dan
pendistribusian biogas, Insentif pemerintah pada pengelola (KSM), dan
Peningkatan intensitas kerja pengelola (KSM) sesuai tupoksinya.