Show simple item record

dc.contributor.advisorHariyadi
dc.contributor.advisorSiswanto
dc.contributor.authorKamaludin, Dadan
dc.date.accessioned2019-01-15T03:00:18Z
dc.date.available2019-01-15T03:00:18Z
dc.date.issued2018
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/95417
dc.description.abstractMasalah sampah di negara berkembang seperti Indonesia masih menjadi topik yang menarik. Fakta di lapangan kesadaran masyarakat membuang dan memilah sampah masih rendah. Pemerintah berinisiatif membuat aturan untuk membuat sebuah tempat pengolahan sampah terpadu yang kemudian dikenal dengan nama TPS-3R (tempat pengolahan sampah reduce-reuse-recycle). Kemudian terbitlah PP No. 81 Tahun 2012 tentang pengelolaan sampah rumah tangga dan sampah sejenis sampah rumah tangga. Di Kota Bogor, saat ini terdapat 24 titik TPS-3R, 12 titik diantaranya sudah menggunakan instalasi pengolahan sampah organik menjadi biogas. Jumlah ini ternyata baru mengolah sekitar 0.85 % dari total sampah Kota Bogor yang mencapai 600 ton/hari. Target pengolahan di TPS-3R adalah 70 % sampah (organik dan anorganik). Jadi dari jumlah tersebut artinya 30 % sampah masuk ke TPA sebagai residu. Saat ini di lapangan rata-rata TPS-3R mampu mengolah sekitar 40 % sampah , artinya 60 % residu masuk ke TPA, dan ada sebagian yang dibakar. Ini menunjukkan masih diperlukan teknologi dan implementasi kontinue di lapangan untuk optimalisasi TPS-3R yang ada. Maka diperlukan suatu penelitian awal untuk menganalisa efektifitas kinerja dan potensi serta strategi pengelolaan khususnya biogas pada TPS-3R di kota Bogor. Hasil penilaian kinerja menggunakan instrument evaluasi dari Dirjen PUPR tahun 2016 yang sudah disesuaikan dengan kondisi di lapangan, terlihat pengelolaan biogas di 12 TPS-3R Kota Bogor secara umum ada pada level cukup baik, yang ditandai dengan rata-rata skore 14,40 (di atas ambang batas 13.80). Permasalahan yang cukup mengemuka antara lain masalah teknis pengolahan sampah organik menjadi kompos dan biogas yang belum optimal, masalah sumber daya manusia, administrasi pengelolaan, kondisi keuangan, pengelolaan keuangan, dan rendahnya partisipasi masyarakat yang ditandai dengan sampah yang belum terpilah di rumah tangga. Hasil analisis SWOT menunjukkan bahwa potensi pengelolaan sampah organik menjadi biogas di TPS-3R kota bogor berada di kuadran satu yang artinya perlu strategi yang agresif untuk memaksimalkan kekuatan dan peluang. Hasil pengujian hirarki strategi dengan metode ISM menunjukkan bahwa empat alternatif tindakan yang harus dilakukan sebagai prioritas awal yaitu Penelitian dan Pengembangan sampah organik menjadi biogas yang intensif, Sosialisasi dan edukasi oleh pemerintah tentang pengolahan, pengemasan, dan pendistribusian biogas, Insentif pemerintah pada pengelola (KSM), dan Peningkatan intensitas kerja pengelola (KSM) sesuai tupoksinya.id
dc.language.isoidid
dc.publisherBogor Agricultural University (IPB)id
dc.subject.ddcNatural Resourcesid
dc.subject.ddcBiogasid
dc.subject.ddc2018id
dc.subject.ddcBogor, Jawa Baratid
dc.titleAnalisis Kinerja Pengelolaan Biogas dan Potensi Pengembangannya pada TPS 3R Berbasis Masyarakat di Kota Bogorid
dc.typeThesisid
dc.subject.keywordBiogasid
dc.subject.keywordISMid
dc.subject.keywordKinerjaid
dc.subject.keywordSampahid
dc.subject.keywordSWOTid
dc.subject.keywordTPS-3Rid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record