Mangrove Distribution, Sedimentation, and Soil Carbon Accumulation in North Sumatra, Indonesia.
View/ Open
Date
2018Author
Ginting, Yohanes Risky Shellen
Murdiyarso, Daniel
Santikayasa, I Putu
Lubis, Ali Arman
Metadata
Show full item recordAbstract
Sebagai negara dengan mangrove terkaya di dunia, Indonesia telah
mengalami sejarah panjang perubahan hutan mangrove. Berdasarkan studi kami di
pantai timur Provinsi Sumatra Utara, kami menemukan mangrove telah hilang
sekitar 12.526 ha dalam kurun waktu 28 tahun antara 1990–2018, dimana konversi
mangrove menjadi perkebunan kelapa sawit dan tambak adalah penyebab utama.
Sebagai bagian dari lahan basah pesisir, mangrove memainkan peran penting
dalam menyediakan jasa ekosistem, termasuk membangun tanah dengan
memerangkap sedimen yang kaya karbon organik. Laju sedimentasi di ekosistem
pesisir dilakukan untuk mengevaluasi kemampuan ekosistem pesisir mengatasi
dampak perubahan iklim, termasuk kenaikan permukaan laut (SLR). Laju
sedimentasi atau laju akresi permukaan diduga dengan menggunakan aktivitas
spesifik dari isotop radioaktif timbal (210Pb) dan dengan menerapkan model
constant rate of supply (CRS). Laju sedimentasi adalah 5,62 ± 2,08 mm yr–1 di
beting-pantai, 7,99 ± 1,73 mm yr–1 di garis pantai, dan 10,55 ± 2,45 mm yr–1 di
interior pada hutan mangrove di Sumatra Utara. Hal ini menunjukkan bahwa
kawasan pesisir yang dilindungi dapat bertahan dari tren kenaikan muka air laut
regional di Selat Malaka, yaitu 3,6 ± 1,6 mm yr–1 (dari data pengukuran pasang
surut) dan 4,1 ± 1,9 mm yr–1 (dari data satelit). Secara umum, tren laju sedimentasi
yang diperoleh juga mengikuti tren rata-rata SLR di Indonesia (4,4 ± 0,4 mm yr–1)
dan kenaikan muka air laut global (GMSLR) (2,8 ± 0,4 mm yr–1) serta dengan
skenario SLR (RCP2.6, RCP4.5, RCP6.0, dan RCP8.5) untuk akhir abad 21 (2081–
2100) yang dilaporkan oleh Panel Antarpemerintah tentang Perubahan Iklim
(IPCC). Laju akumulasi karbon tanah berkisar dari 70,79 ± 11,40 g C m–2 yr–1
hingga 168,66 ± 50,61 g C m–2 yr–1, sedangkan cadangan karbon tanah (soil C
stocks) rata-rata adalah 391,1 ± 38,4 Mg C ha–1. Temuan ini menunjukkan bahwa
hutan mangrove di Sumatra Utara dapat dimasukkan ke dalam strategi adaptasi dan
mitigasi perubahan iklim.