Sintesis dan Sitotoksisitas Fraksi Deproteksi Robtein Terbenzilasi pada Sel Kanker Kolon WiDr dan Sel Raji
View/ Open
Date
2018Author
Suharti
Achmadi, Suminar Setiati
Suparto, Irma Herawati
Metadata
Show full item recordAbstract
Senyawa polifenol telah dilaporkan memiliki berbagai efek hayati dan
farmakologis, salah satunya sebagai antikanker. Kalkon merupakan senyawa
prekursor dalam biosintesis flavonoid, yakni salah satu senyawa golongan polifenol
yang melimpah pada tumbuhan. Sistem karbonil α,β-takjenuh pada kalkon diduga
berperan pada aktivitas hayatinya. Turunan kalkon terhidroksilasi telah dilaporkan
memiliki pengaruh lebih baik pada antiproliferasi sel kanker dibandingkan dengan
turunan kalkon lainnya. Butein (2,3,4,4-tetrahidroksikalkon) telah dilaporkan
mampu menekan pertumbuhan berbagai sel tumor manusia. Penelitian ini bertujuan
menyintesis robtein (2,3,4,4,5-pentahidroksikalkon). Keberadaan gugus –OH
yang lebih banyak pada robtein dihipotesiskan memiliki aktivitas antiproliferasi
yang lebih baik pada sel kanker dibandingkan dengan butein.
Flavonoid yang terhidroksilasi di cincin A dan B lazim disintesis melalui
reaksi kondensasi Claisen-Schmidt antara turunan asetofenon dan benzaldehida
yang gugus –OH fenoliknya telah dilindungi. Dalam penelitian ini, kalkon robtein
disintesis dari bahan awal resasetofenon dan galaldehida. Gugus –OH para pada
resasetofenon dilindungi dengan gugus benzil menghasilkan 4-O-benzil
resasetofenon dengan rendemen 85%. Sementara itu, senyawa galaldehida yang
digunakan merupakan hasil konversi dari metil galat. Ketiga gugus –OH dari metil
galat dibenzilasi, lalu gugus metil esternya direduksi menggunakan LiAlH4,
kemudian dioksidasi kembali dengan piridinium klorokromat (PCC) menghasilkan
tri-O-benzilgalaldehida dengan rendemen 89%, dalam 3 tahap reaksi dari metil
galat. Selanjutnya, 4-O-benzil resasetofenon dan tri-O-benzilgalaldehida
dikondensasikan menggunakan katalis NaH menghasilkan robtein terbenzilasi
dengan rendemen 61%. Rendemen dari semua produk yang dihasilkan lebih baik
dibandingkan dengan laporan sebelumnya.
Reaksi deproteksi robtein terbenzilasi menggunakan sistem HCl-AcOH
berjalan lambat dan menghasilkan campuran produk yang kompleks. Hasil uji
FeCl3 dan analisis spektrum UV-Vis menunjukkan bahwa reaksi debenzilasi telah
berhasil meskipun reaksi tidak tuntas. Selain itu, produk yang diperoleh berupa
produk siklisasi kalkon, yaitu flavon berdasarkan analisis kromatografi cairspektrometri
massa (LC-MS) dan kimia komputasi. Dengan demikian, gugus benzil
kurang tepat digunakan sebagai gugus pelindung –OH fenolik dalam menyintesis
polihidroksikalkon. Hasil uji sitotoksisitas pada sel kanker kolon WiDr
menunjukkan bahwa robtein terbenzilasi bersifat tidak toksik, sedangkan produk
deproteksi parsialnya memperlihatkan indikasi aktif menghambat proliferasi sel
pada konsentrasi rendah, yaitu 88% pada 31 μg/mL. Sebaliknya, robtein
terbenzilasi sedikit lebih aktif menghambat proliferasi sel Raji dibandingkan
dengan produk deproteksinya. Dengan demikian, aktivitas antiproliferasi suatu
senyawa bersifat spesifik terhadap sel kanker tertentu.