Hubungan antara pengetahuan gizi ibu serta kebiasaan konsumsi Gluten dan Kasein dengan status gizi Anak Autis dan Non-Autis di Bogor
Abstract
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan pengetahuan gizi
ibu serta kebiasaan konsumsi gluten dan kasein dengan status gizi anak autis dan
non-autis di Bogor. Studi Cross sectional ini dilakukan pada subyek autis dan
non-autis berjumlah 70 anak yang dipilih secara purposive sampling. Data
pengetahuan gizi ibu diperoleh melalui melalui kuesioner yang terdiri dari 10
pertanyaan tentang gizi secara umum dan 10 pertanyaan tentang pengaturan
makan untuk anak autis. Data kebiasaan konsumsi gluten dan kasein diperoleh
melalui Semi Quantitative-Food Frequency Questionnaire (SQ-FFQ) dan data
konsumi pangan diperoleh melalui metode recall 2x24 jam. Data berat dan tinggi
badan diukur secara langsung dan digunakan untuk mengestimasi status gizi
subyek berdasarkan indikator IMT/U. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
sebagian besar subyek autis dan non autis adalah laki-laki, usia subyek autis
signifikan (p<0.05) lebih muda (9.4 ± 1.9 tahun) daripada non-autis (10.9 ± 0.7
tahun). Pengetahuan gizi ibu subyek autis (78.9 ± 16.7) adalah signifikan (p<0.05)
lebih tinggi daripada subyek non-autis (63.6 ± 16.5). Frekuensi konsumsi gluten
dan kasein pada subyek autis adalah lebih jarang daripada subyek non-autis.
Meskipun status gizi subyek autis dan non-autis tidak berbeda signifikan (p>0.05),
namun yang gemuk pada subyek autis (40%) hampir 2 kali lipat daripada subyek
non autis (22.9%). Terdapat hubungan signifikan antara usia subyek (p=0.022,
r=0.274) dengan konsumsi gluten, besar keluarga (p=0.021, r=0.276) dengan
konsumsi kasein, usia ibu (p=0.025, r=0.267), pendidikan ibu (p=0.002, r=0.370),
dan pendapatan keluarga (p=0.001, r=0.373) dengan pengetahuan gizi ibu. Hal ini
mengindikasikan bahwa semakin tinggi usia subyek semakin tinggi pula konsumsi
gluten dan semakin tinggi besar keluarga maka semakin tinggi konsumsi kasein.
Selain itu, ibu yang memiliki usia, pendidikan dan pendapatan keluarga yang
lebih tinggi akan memiliki pengetahuan gizi yang lebih baik. Tidak terdapat
hubungan signifikan (p>0.05) antara pengetahuan gizi ibu dengan kebiasaan
konsumsi gluten dan kasein, konsumsi gluten dan kasein dengan tingkat
kecukupan energi dan zat gizi dan juga antara tingkat kecukupan energi dan zat
gizi dengan status gizi subyek.
Collections
- UT - Nutrition Science [2864]