Optimasi Visualisasi Data Spasial Berbasis Poligon pada Solap untuk Komoditas Pertanian Indonesia
View/ Open
Date
2018Author
Ginanjar, Asep Rahmat
Sitanggang, Imas Sukaesih
Annisa
Metadata
Show full item recordAbstract
Sebagai negara agraris, Indonesia memproduksi berbagai komoditas
pertanian setiap tahunnya. Untuk menyimpan data komoditas pertanian,
Kementerian Pertanian Indonesia menyediakan aplikasi berbasis web untuk umum.
Sistem SOLAP Komoditas Pertanian Indonesia telah berhasil dibangun untuk
memudahkan visualisasi data dan analisis pada data komoditas pertanian tersebut.
Namun modul visualisasi pada sistem tersebut membutuhkan waktu yang lama
untuk menampilkan hasil operasi SOLAP ke dalam bentuk peta. Hal tersebut
disebabkan oleh besarnya fail GeoJSON pada peta yang merepresentasikan poligon
batas wilayah di Indonesia. Oleh karena itu diperlukan optimasi data spasial
berbasis poligon pada modul visualisasi peta pada sistem tersebut agar dapat
diakses dengan lebih cepat.
Tujuan penelitian ini adalah mengoptimasi visualisasi data batas wilayah
administratif di Indonesia yang direpresentasikan dalam poligon pada sistem
SOLAP Komoditas Pertanian Indonesia. Adapun data yang dioptimasi yaitu data
spasial poligon yang merepresentasikan batas wilayah administratif di Indonesia
dari Badan Informasi Geografis (BIG). Total keseluruhan poligon pada data
tersebut sebanyak 3706 buah, poligon tersebut tersusun oleh 446 549 koordinat.
Penelitian ini terdiri atas beberapa tahapan yaitu praproses data, simplifikasi
poligon, analisis hasil simplifikasi, pengukuran waktu akses modul visualisasi peta,
dan implementasi poligon pada sistem SOLAP Komoditas Pertanian Indonesia.
Simplifikasi dilakukan dengan menggunakan algoritme Douglas-Peucker dan
Visvalingam-Whyatt. Adapun nilai threshold yang digunakan pada proses
simplifikasi yaitu dimulai dari 0.00001 sampai 0.04981. Hasil penelitian ini
menunjukan bahwa poligon yang optimal diperoleh ketika menggunakan nilai
threshold 0.00251 untuk algoritme Douglas-Peucker dan 0.00007 untuk algoritme
Visvalingam-Whyatt.
Jumlah koordinat pada poligon hasil simplifikasi algoritme Visvalingam-
Whyatt lebih sedikit jika dibandingkan menggunakan algoritme Douglas-Peucker.
Poligon yang merepresentasikan pulau-pulau kecil tidak hilang ketika
menggunakan algoritme Visvalingam-Wyatt. Hal tersebut menyebabkan ukuran
fail GeoJSON besar tetapi bentuk poligon yang berukuran besar kurang baik.
Sedangkan ketika menggunakan algoritme Douglas-Peucker, pulau-pulau kecil
tersebut hilang. Hal tersebut menyebabkan jumlah koordinat berkurang, sehingga
ukuran fail GeoJSON berkurang. Oleh karena itu, poligon hasil simplifikasi
algoritme Douglas-Peucker diimplementasikan pada sistem SOLAP Komoditas
Pertanian Indonesia. Penelitian ini telah berhasil memangkas waktu akses modul
visualisasi peta sistem SOLAP Komoditas Pertanian Indonesia dari 3.29 menit
menjadi kurang dari 15 detik.