Klasifikasi Genotipe dengan Pendekatan Indeks Stabilitas Nonparametrik.
View/ Open
Date
2010Author
Zulhayana, Sri
Sumertajaya, I Made
Mattjik, Ahmad Ansori
Metadata
Show full item recordAbstract
Pemulia tanaman seringkali mengalami kesulitan dalam seleksi genotipe
unggulan pada percobaan multilokasi. Klasifikasi genotipe sebagai hasil kajian
interaksi genotipe dan lingkungan sangat penting dilakukan untuk dapat
mengidentifikasi genotipe dengan penampilan stabil dinamik pada berbagai
lingkungan berbeda. Terdapat pendekatan parametrik dan nonparametrik dalam
mengkaji interaksi genotipe dengan lingkungan. Analisis parametrik memerlukan
asumsi parametrik tertentu yang harus dipenuhi, metode yang sering digunakan
adalah metode AMMI (Additive Main Effect Multiplicative Interaction). AMMI
merupakan metode yang menggabungkan analisis ragam pada pengaruh aditif
dengan analisis komponen utama pada pengaruh multiplikatif. Sedangkan analisis
nonparametrik tidak memerlukan asumsi sebaran tertentu dan dilakukan
berdasarkan peringkat. Berbeda dengan pengukuran parametrik yang sensitif
terhadap asumsi statistika yang harus dipenuhi, pendekatan nonparametrik dapat
menjadi aternatif pengukuran yang kekar (robust) jika pelanggaran asumsi
parametrik terjadi. Beberapa metode pengukuran stabilitas nonparametrik telah
banyak dilakukan di antaranya metode Huehn, metode Kang, metode Fox dan
metode Thennarasu.
Dalam penelitian ini dilakukan pengkajian klasifikasi genotipe yang
dihasilkan oleh pendekatan nonparametrik dan AMMI serta mengevaluasi
kekekaran pendekatan nonparametrik.
Metode stabilitas nonparametrik yang digunakan dalam penelitian ini adalah
metode Huehn, metode Kang, metode Fox dan metode Thennarasu. Tiap metode
akan menghasilkan indeks stabilitas nonparametrik (ISN) yang menjadi acuan
pembentukan klasifikasi genotipe. Genotipe dengan ISN terkecil diidentifikasi
sebagai genotipe yang paling stabil dalam metode Huehn, metode Kang, dan
metode Thennarasu. Sedangkan dalam metode Fox, genotipe dengan ISN terbesar
diidentifikasi sebagai genotipe yang paling stabil. Selain itu, metode AMMI juga
digunakan untuk analisis stabilitas dalam penelitian ini. Metode AMMI dimulai
dengan melihat pengaruh aditif genotipe dan lingkungan dengan menggunakan
analisis ragam dan kemudian dibuat bentuk multiplikatif interaksi genotipe
dengan lingkungan menggunakan analisis komponen utama. Bentuk multiplikatif
diperoleh dari penguraian interaksi genotipe dengan lingkungan menjadi
komponen utama interaksi (KUI) menggunakan metode penguraian nilai singular
(Singular Value Decomposition, SVD). Alat yang digunakan untuk
menginterpretasi hasil metode AMMI adalah biplot AMMI. Klasifikasi stabilitas
genotipe pada AMMI dapat ditentukan dengan menggunakan indeks stabilitas
AMMI (ISA). Penggunaan indeks stabilitas dilakukan untuk menentukan
peringkat stabilitas suatu genotipe terhadap lingkungan. Indeks dibangun
berdasarkan konsep jarak sehingga semakin kecil indeks suatu genotipe maka
semakin dekat jarak genotipe dari pusat sumbu koordinat, artinya semakin stabil
genotipe tersebut. ISA menggunakan m buah KUI yang nyata. ISN dan ISA
digunakan untuk memperoleh klasifikasi genotipe data asli dalam penelitian ini.
5
Pemilihan ISN terbaik dilakukan berdasarkan korelasi tertinggi dan positif antara
ISN dengan rataan hasil. Selanjutnya klasifikasi genotipe ISN terbaik tersebut
akan dibandingkan dengan klasifikasi genotipe AMMI. Selanjutnya, ISN terbaik
akan dievaluasi kekekarannya melalui simulasi.
Berdasarkan hasil klasifikasi genotipe dengan keempat metode stabilitas
nonparametrik diidentifikasi bahwa genotipe L sebagai genotipe yang paling
stabil. Sedangkan hasil klasifikasi genotipe dengan AMMI mengidentifikasi
genotipe D sebagai genotipe yang paling stabil. Indeks Top adalah ISN terbaik
diantara ISN lainnya karena memiliki korelasi tertinggi dengan hasil yaitu sebesar
0.96. Klasifikasi genotipe melalui indeks Top dan AMMI relatif mirip dengan
korelasi sebesar 0.664. Berdasarkan hasil simulasi dapat disimpulkan bahwa
indeks Top kekar pada data rataan genotipe. Sedangkan pada kondisi terdapat
pengamatan pencilan indeks Top tidak kekar.