Sifat Fisik dan Kimia Bungkil Inti Sawit dan Bungkil Kelapa sebelum dan sesudah Fraksinasi menggunakan Pendekatan Bobot Molekul
Abstract
Produksi bungkil inti sawit dan bungkil kelapa yang meningkat belum diikuti
dengan tingkat pemakaian yang tinggi dalam ransum unggas. Keterbatasan
penggunaan bungkil inti sawit dan bungkil kelapa dikarenakan adanya kandungan
serat kasar yang tinggi. Penyebab tingginya serat kasar bungkil inti sawit dan
bungkil kelapa dikarenakan bahan masih bercampur dengan cangkang. Pemisahan
cangkang dari bungkil inti sawit dan bungkil kelapa dapat dilakukan dengan metode
fraksinasi. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa distribusi kandungan nutrisi
bahan terhadap sifat fisik (berat jenis, kerapatan tumpukan, kerapatan pemadatan
tumpukan, sudut tumpukan) dan sifat kimia (protein dan serat kasar) pada bungkil
inti sawit dan bungkil kelapa sebelum dan sesudah fraksinasi melalui pendekatan
bobot molekul. Rancangan penelitian yang digunakan adalah Rancangan Acak
Lengkap Faktorial (RAL-Faktorial) yang terdiri dari 2 faktor (faktor A dan B) dan
3 ulangan. Faktor A merupakan jenis bahan, sedangkan faktor B merupakan jenis
fraksi. Data sifat kimia dianalisis dengan menggunakan analisis deskriptif
sedangkan data sifat fisik dianalisis menggunakan sidik ragam (ANOVA), jika
terdapat perbedaan yang nyata data akan diuji lanjut Duncan. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa jenis bahan, jenis fraksi dan interaksi antara jenis bahan dan
jenis fraksi nyata (P<0.05) mempengaruhi sifat fisik bungkil inti sawit dan bungkil
kelapa. Semakin tinggi fraksi maka semakin menurunkan nilai berat jenis,
kerapatan tumpukan, kerapatan pemadatan tumpukan tetapi meningkatkan nilai
sudut tumpukan. Semakin tinggi fraksi maka kandungan serat kasar semakin turun
dan kandungan protein menjadi naik. Dapat disimpulkan bahwa fraksinasi
menggunakan pendekatan bobot molekul dapat mempengaruhi sifat fisik dan kimia
bungkil inti sawit dan bungkil kelapa.