Pembuatan Mineral Wafer dengan Penambahan Binder Berbeda dan Uji Hasil Terbaik pada Performa Sapi Sumba Ongole
View/ Open
Date
2018Author
Syahri, Marissa
Retnani, Yuli
Khotijah, Lilis
Metadata
Show full item recordAbstract
Salah satu kendala dalam pengembangan peternakan ruminansia di Indonesia adalah defisiensi mineral. Beberapa upaya yang telah dilakukan masih belum menjamin terpenuhinya kebutuhan mineral makro dan mikro. Teknik pengolahan yang mudah, murah, dan diharapkan dapat mengatasi kekurangan mineral salah satunya yaitu mineral dalam bentuk wafer. Wafer merupakan pemadatan bahan baku sumber serat yang memanfaatkan teknologi pemanasan dan pengepresan sehingga membutuhkan penambahan binder sebagai perekat komponen bahan-bahan penyusun wafer. Penambahan binder diharapkan dapat meningkatkan kualitas fisik wafer. Pemberian mineral wafer pada ternak diharapkan dapat melengkapi kebutuhan nutrien sehingga dapat meningkatkan performa. Tujuan penelitian untuk mengevaluasi kualitas fisik mineral wafer dengan penambahan binder berbeda dan menguji performa sapi Sumba Ongole yang diberi mineral wafer. Penelitian ini dibagi menjadi 2 tahap.
Tahap 1 yaitu pembuatan mineral wafer dengan penambahan binder berbeda. Rancangan percobaan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) pola faktorial (3x2) dengan faktor pertama yaitu jenis binder terdiri dari onggok, pollard, tapioka dan faktor kedua yaitu persentase molases sebanyak 5% dan 15%. Data dianalisis menggunakan ANOVA dan uji lanjut Tukey. Parameter yang diamati adalah kadar air (KA), aktivitas air (Aw), ketahanan benturan, dan wafer durability index (WDI). Hasil menunjukkan bahwa binder yang berbeda berpengaruh nyata (P<0.05) terhadap semua peubah sifat fisik sedangkan persentase molases yang berbeda berpengaruh nyata (P<0.05) terhadap ketahanan benturan dan WDI. Interaksi antara kedua perlakuan berpengaruh nyata (P<0.05) terhadap ketahanan benturan dan WDI. Interaksi antara binder pollard dan molases 15% menghasilkan sifat fisik mineral wafer paling baik yaitu nilai ketahanan benturan 94.45%, WDI 65.51% serta kadar air 9.05%.
Tahap 2 yaitu pemberian mineral wafer pada sapi Sumba Ongole. Rancangan menggunakan uji T dengan perlakuan pemberian mineral wafer. Parameter yang diamati yaitu konsumsi bahan kering dan nutrien (kg ekor-1 hari-1), konsumsi mineral, pertumbuhan bobot badan harian (PBBH), efisiensi penggunaan pakan (EPP), dan Income Over Feed Cost (IOFC). Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian mineral wafer berpengaruh nyata (P <0.05) terhadap konsumsi mineral mikro, namun tidak berpengaruh (P >0.05) terhadap peubah lainnya. Penelitian ini dapat disimpulkan bahwa interaksi antara penambahan binder pollard dan level 15% molases (R2M2) menghasilkan mineral wafer dengan kualitas fisik terbaik. Pemberian mineral wafer mampu meningkatkan konsumsi mineral mikro, namun tidak berpengaruh terhadap konsumsi bahan kering, konsumsi nutrien, konsumsi mineral makro, PBBH, EPP, dan IOFC. Secara deskriptif, pemberian mineral wafer dapat meningkatkan pendapatan peternak berdasarkan nilai IOFC.
Collections
- MT - Animal Science [1203]