Karakterisasi dan Viabilitas Polen Pisang Liar dan Pisang Budidaya.
View/ Open
Date
2018Author
Welsiliana
Megia, Rita
Poerba, Yuyu Suryasari
Metadata
Show full item recordAbstract
Pisang merupakan salah satu buah yang dikenal oleh masyarakat dunia.
Sampai saat ini pemuliaan pisang ditujukan untuk mendapatkan produktivitas
yang tinggi dan tahan terhadap penyakit. Penelitian ini bertujuan untuk
mengkarakterisasi dan menganalisis kuantitas (jumlah polen per anter) dan
kualitas (viabilitas, perkecambahan, ukuran dan bentuk) polen pisang liar dan
pisang budidaya sehingga informasi dari penelitian ini dapat digunakan dalam
pemuliaan tanaman pisang melalui persilangan. Pisang liar yang digunakan yaitu
Musa acuminata Colla subsp. banksii F.Muell., M. acuminata Colla var.
breviformis Nasution, M. acuminata Colla var. zebrina (v. Houtte) Nasution, M.
acuminata Colla var. bantamensis Nasution, M. acuminata Colla var. tomentosa
(K.Sch.) Nasution. Sedangkan pisang budidaya yang digunakan yaitu Rejang 2x,
Madu 2x, Rejang 4x, Madu 4x dan Mambee Thu 4x.
Jumlah polen per anter dihitung dari bunga jantan yang diambil dari
jantung pada saat antesis antara jam 7:30-10:30 WIB. Uji viabilitas polen
menggunakan pewarnaan I2KI, sedangkan uji perkecambahan polen menggunakan
lima media dengan masa inkubasi 6, 12, 24 dan 48 jam. Morfologi polen diamati
dengan menggunakan mikroskop cahaya dan Scanning Electron Microscopy
(SEM) untuk mengamati permukaan polen.
Jumlah total polen pisang liar dan budidaya berkisar antara 2000 hingga
11000 polen per anter. Jumlah polen yang paling banyak ditemukan pada polen
pisang Rejang 4x yaitu 11684. Uji viabilitas polen menunjukkan M. acuminata
var zebrina memiliki viabilitas polen yang paling tinggi yaitu mencapai 92.76%.
Sedangkan viabilitas yang rendah terdapat pada Mambee Thu 4x yaitu 70.17%.
Hasil uji perkecambahan polen menunjukkan daya kecambah polen tertinggi
(19.86%) terdapat pada M. acuminata var zebrina. Panjang tabung polen tertinggi
(94.85 μm) terdapat pada Mambe Thu 4x, sedangkan tabung polen terpendek
terdapat pada M. acuminata var zebrina (57.28 μm). Media PGM F merupakan
media yang menghasilkan daya kecambah dan panjang tabung polen tertinggi.
Bentuk polen oblate dijumpai pada M. acuminata var. breviformis, M.
acuminata var. zebrina, M. acuminata var. bantamensis, M. acuminata subsp.
banksii, Rejang 4x, Madu 2x dan Rejang 2x. Sedangkan polen pisang M.
acuminata var. tomentosa, Mambee Thu 4x dan Madu 4x memiliki bentuk polen
peroblate. Tiga bentuk ornamen yaitu rugulae, striate dan glanulate, ditemukan
pada permukaan polen pisang liar dan pisang budidaya. Hasil pengamatan
menunjukkan bahwa ada perbedaan ukuran polen dan sebarannya diantara pisang
liar dan pisang budidaya. Data ukuran polen dan sebarannya menunjukkan semua
polen dari pisang tetraploid (2n = 4x) memiliki ukuran polen yang lebih besar
dibandingkan polen yang berasal dari pisang diploid liar dan budidaya (2n = 2x).
Hal ini mengindikasikan bahwa polen dari pisang tetraploid yang diteliti memiliki
gamet 2n.