Eefektivitas Fag Litik Klebsiella pneumoniae Penginfeksi Luka Bakar.
View/ Open
Date
2018Author
Nur, Annisa, Rahmawati
Budiarti, Sri
Rusmana, Iman
Metadata
Show full item recordAbstract
Luka bakar adalah luka atau kerusakan jaringan pada kulit yang disebabkan
adanya interaksi kulit dengan sumber panas seperti api, listrik, bahan kimia, air
panas, petir dan lain-lain. Keadaan yang tidak steril pada luka bakar memudahkan
terjadinya infeksi oleh mikrob terhadap luka. Klebsiella pneuomoniae merupakan
salah satu bakteri patogen yang dapat menginfeksi luka bakar. Patogenitas bakteri
tersebut didukung dengan faktor-faktor virulensi yang dimiliki sehingga
memudahkan dalam melakukan infeksi. Penggunaan antibiotik adalah salah satu
terapi yang umumnya digunakan untuk mengatasi terjadinya infeksi luka bakar,
tetapi saat ini telah banyak diketahui adanya bakteri yang telah resisten antimikrob
salah satunya yaitu K. pneumoniae. Resistensi tersebut mengakibatkan efek
antibiotik menjadi tidak efektif lagi sehingga perlu ditemukan alternatif lain untuk
mendampingi penggunaan antibiotik dalam pengobatan luka bakar. Tujuan
penelitian ini adalah untuk mendapatkan fag litik yang efektif dalam melisiskan K.
pneumoniae yang resisten antibiotik penginfeksi luka bakar.
Fag litik K. pneumoniae diisolasi dari limbah padat dan cair peternakan sapi
perah Instut Pertanian Biologi. Bakteri inang yang digunakan merupakan koleksi
dr. Mariyati bagian Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret
Surakarta. Bakteri tersebut diisolasi dari pasien luka bakar. Bakteri inang terlebih
dahulu di identifikasi morfologi, karakter fisiologi dengan uji IMViC, uji
hemolisin pada agar darah, pewarnaan kapsul dan uji resistensi antibiotik. Isolasi
fag dilakukan dengan metode dua lapis agar, keberadaan fag ditandai oleh
terbentuknya plak (zona bening). Fag litik berhasil ditemukan pada limbah
penampungan feses sapi dan air limbah saluran pembuangan awal. Fag kemudian
dipilih berdasarkan karakteristik plak yang terbentuk dan jumlah plak yang
tumbuh pada media. Fag dengan jumlah terbanyak yaitu 1.104 × 107 PFUmL-1
yang berasal dari air limbah penampungan feses sapi dengan karakteristik plak
jernih bentuk reguler dengan ukuran yang berbeda masing-masing adalah 2 mm
untuk FK1 dan 1 mm untuk FK4 dipilih untuk dimurnikan. Karakteristik
morfologi fag FK1 dan FK4 diamati menggunakan mikroskop elektron transmisi
(TEM) JEOL JEM-1010 menunjukkan bahwa kedua plak merupakan fag yang
memiliki kapsid ikosahedral dengan ukuran diameter masing-masing fag yaitu 21
nm (FK1) dan 40.91 nm (FK4) serta ekor pendek dengan ukuran panjang ekor
8.40 nm (FK1) dan 13.64 nm (FK4) sehingga memiliki kemiripan dengan fag
anggota famili Podoviridae.
Aktivitas pelisisan bakteri inang K. pneumoniae oleh fag FK1 dan FK4
dilakukan dengan melihat penurunan jumlah populasi bakteri setiap dua jam
selama delapan jam pengamatan. Kemampuan pelisisan bakteri inang oleh kedua
fag berbeda – beda. Pemberian fag FK1 (9.2 × 108 PFU mL-1 ) mampu melisiskan
bakteri K. pneumoniae (1.93 × 107 CFU mL-1) pada dua jam pertama sebesar
99.88% dan memiliki nilai efektivitas tertinggi pada jam ke-4 dan ke-6 yaitu
99.95% , akan tetapi mengalami penurunan aktivitas pada jam ke-8 setelah infeksi
menjadi 85.53%. Pemberian fag FK4 (1.42 × 107 PFU mL-1) terhadap bakteri
iii
inang K. pneumoniae (1.93 × 107 CFU mL-1) menunjukkan bahwa fag dapat
menurunkan populasi bakteri pada dua jam setelah infeksi dengan nilai persentasi
penurunan populasi bakteri sebesar 99.75% dan memiliki nilai efektivitas yang
tertinggi pada jam ke-4 sebesar 99.86%. Penurunan aktivitas pelisisan bakteri
inang oleh fag juga terlihat pada FK4 yakni terjadi penurunan aktivitas pada jam
ke-6 dan ke-8 setelah infeksi sebesar 96.16% dan 96.02%. Aktivitas pelisisan
bakteri inang oleh fag dapat dipengaruh oleh beberapa faktor seperti pH, suhu dan
bufer yang digunakan. Selain itu, laju absorbsi suatu fag juga mempengaruhi
kemampuan fag dalam melisikan bakteri inang. Fag dengan laju adsorbsi tertinggi
rata-rata memiliki waktu lisis pendek (cepat), demikian juga sebaliknya. Hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa dari sampel air limbah penampungan feses sapi
dapat ditemukan dua fag litik yaitu FK1 dan FK4 yang memiliki bentuk kapsid
ikosahedral dengan ekor pendek digolongkan dalam anggota famili Podoviridae.
Fag FK1 dan FK4 mampu menurunkan jumlah populasi bakteri K. pneumoniae 4
jam setelah diinfeksikan fag dengan persentase penurunan populasi bakteri K.
pneumoniae adalah 99.5% (FK1) dan 99.86% (FK4).