Pengembangan Regresi Terboboti Geografis dan Temporal Menggunakan Interaksi Jarak Spasial-Temporal (Studi Kasus: Pertumbuhan Ekonomi di Jawa Tengah Tahun 2011-2015).
View/ Open
Date
2018Author
Sholihin, Miftahus
Soleh, Agus Mohamad
Djuraidah, Anik
Metadata
Show full item recordAbstract
Regresi Terboboti Geografis (RTG) adalah salah satu metode analisis
regresi yang bersifat lokal pada setiap lokasi pengamatan. Salah satu komponen
mendasar dari RTG adalah penggunaan matriks pembobot yang dibangun dari
hubungan spasial. Analisis data spasial melibatkan beberapa lokasi amatan yang
seringkali hanya diamati pada satu waktu. Data spasial dengan melibatkan amatan
beberapa waktu (temporal) merupakan hal yang penting dalam analisis spasial.
Oleh karena itu untuk peningkatan presisi pendugaan parameter pada model RTG,
dilakukan pengamatan untuk setiap lokasi pada kurun waktu tertentu. Metode
Regresi Terboboti Geografis dan Temporal (RTGT) merupakan pengembangan
dari metode RTG dengan mempertimbangkan unsur lokasi dan waktu. Pemodelan
jarak spasial-temporal pada metode RTGT mengggunakan operator penjumlahan.
Hal ini menyebabkan jarak yang diukur dalam dimensi ruang tidak berpengaruh
pada jarak temporal sehingga kurang sesuai untuk memodelkan interaksi spasialtemporal.
Metode Improved Regresi Terboboti Geografis dan Temporal (IRTGT)
merupakan pengembangan dari metode RTGT dengan menambahkan pembobot
interaksi pada fungsi jarak spasial-temporal.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) pada kurun waktu 2011-
2015, Pulau Jawa masih memberikan kontribusi terbesar Produk Domestik
Regional Bruto (PDRB) sebesar 57.73% bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia.
PDRB per kapita menurut Provinsi di Pulau Jawa, Provinsi Jawa Tengah memiliki
jumlah terendah jika dibandingkan dengan provinsi lainnya. Hal ini
mengindikasikan bahwa tingkat perekonomian di Jawa Tengah perlu ditingkatkan
supaya mampu bersaing dengan provinsi-provinsi lain di Pulau Jawa. Oleh karena
itu, dilakukan penelitian yang bertujuan untuk memodelkan pertumbuhan
ekonomi yang diukur melalui PDRB pada setiap kabupaten/kota Provinsi Jawa
Tengah dengan melibatkan peubah jumlah angkatan kerja yang bekerja,
pendapatan asli daerah, dan upah minimum kabupaten.
Tahap awal dalam penelitian ini adalah menyusun program model IRTGT
melalui model RTGT. Paket Program R yang tersedia saat ini belum dilengkapi
pengolah data RTGT maupun IRTGT, sehingga dilakukan penyusunan program
untuk ke dua model tersebut dengan menggunakan Program R. Penyusunan
program dilakukan secara simultan untuk ke dua model RTGT dan IRTGT.
Penyusuan program analisis menggunakan bantuan program R dengan melibatkan
beberapa paket tambahan, yaitu GW model, MASS, dan matrixcalc. Program
utama analisis pada model IRTGT terdiri dari beberapa sub program yang
dirancang sesuai dengan kebutuhan analisis, yaitu “bwd.RTG”, “taw.cv.IRTGT”,
“lambda.cv.IRTGT”, “epsi.IRTGT”, “bwd.IRTGT”, dan “prog.IRTGT”. Masingmasing
sub program tersebut saling berkaitan satu sama lain dalam proses
pendugaan parameter. Setelah tahap tersebut selesai, digunakan program
“uji.parsial.IRTGT” untuk melakukan pengujian parameter model IRTGT.
Hasil perbandingan dari kebaikan model menyatakan bahwa metode
IRTGT menghasilkan nilai Root Mean Square Error (RMSE) dan Akaike
Information Criterion (AIC) lebih kecil dibandingkan Metode Kuadrat Terkecil
(MKT) dan RTGT yaitu berturut-turut adalah 11.268 dan 2185.810. Nilai Pseudo
pada model IRTGT cukup tinggi dibandingkan model lain yaitu sebesar 0.719.
Berdasarkan nilai penduga parameter, peubah pendapatan asli daerah memberikan
pengaruh lebih besar terhadap nilai PDRB di setiap kabupaten/kota Provinsi Jawa
Tengah pada kurun waktu 2011-2015 dari pada peubah yang lain. Upah minimum
kabupaten memberikan pengaruh yang lebih kecil dibandingkan peubah lain
terhadap nilai PDRB di masing-masing daerah pada tahun 2014.