Pemodelan Estimasi Effort Pengembangan Sistem menggunakan Function Point (Studi Kasus Sistem E-Government).
View/ Open
Date
2017Author
Marcheta, Noorlela
Hermadi, Irman
Nurhadryani, Yani
Metadata
Show full item recordAbstract
E-Government merupakan istilah dalam penggunaan ICT (Information and
Communication Technology) untuk mengubah hubungan antara pemerintahan
dan masyarakat dengan cara yang positif. Saat ini pemerintah telah merespon
positif dengan mewajibkan seluruh pemerintahan dan lembaga publik untuk
memanfaatkan teknologi informasi terhadap kepentingan pelayanan publik dan
administrasi pemerintahan. Salah satu masalah yang paling penting yang
dihadapi oleh software developer dan user adalah memprediksi ukuran sistem
pemrograman dan usaha pengembangannya.
Nilai usaha ini akan memanfaatkan berbagai sumberdaya yang sangat
penting dan harus dikelola dari mulai memprediksi biaya yang diperlukan untuk
keseluruhan proyek sampai pengendalian dana yang dikeluarkan untuk keperluan
proyek selama proyek berjalan. Sumberdaya yang dimanfaatkan yaitu man
(manusia), material (bahan bangunan), machine (peralatan), method (metode
pelaksanaan), money (uang), information (informasi), dan time (waktu). Semua
sumberdaya tersebut memerlukan manajemen (perencanaan dan pengendalian)
dari penyusunan konsep sampai penyelesaian proyek.
Penelitian ini bertujuan untuk memodelkan estimasi effort, waktu dan cost
melalui pendekatan Function Point (FP). Perhitungan FP didasarkan pada
karakteristik dari ranah informasi dan kompleksitas perangkat lunak yang
merupakan unit pengukuran untuk perangkat lunak seperti detik untuk mengukur
waktu, mil untuk mengukur jarak atau celcius untuk mengukur suhu. FP
mengukur perangkat lunak berdasarkan fungsi yang digunakan secara efektif
sebagai sarana untuk mengukur sistem yang tahapannya dapat diubah sesuai
dengan kebijakan perusahaan pengembang perangkat lunak.
Pemodelan estimasi pada penelitian ini dapat digunakan pada tahapan awal
pengembangan dengan menggunakan dokumen TOR (Term Of Reference) dan
estimasi pada tahapan perancangan menggunakan dokumen SyRS (System
Requirements Specification). Sehingga diharapkan penelitian ini akan membantu
pemerintahan, baik pemerintahan pusat dan pemerintahan daerah untuk membuat
estimasi effort yang lebih baik. Pemodelan ini menawarkan estimasi berdasarkan
ukuran perangkat lunak. Sehingga semakin besar ukuran perangkat lunak dan
kompleksitas sistem maka nilai effort dan cost perangkat lunak juga akan semakin
besar.
Langkah pertama yang dilakukan pada penelitian ini adalah menganalisis
informasi dasar perangkat lunak menggunakan teknik wawancara. Kemudian
menghitung Unadjusted Function Points Count (UFC) yang dilakukan dengan
menghitung kuantitas dari setiap domain informasi yang terdiri atas: External
Input (EI), External Inquiry (EQ), External Output (EO), Internal Logical File
(ILF), dan Eksternal Interface File (EIF). Kemudian jumlah pada setiap domain
informasi dihitung menggunakan tabel perhitungan UFC yang telah disediakan.
Langkah kedua adalah menghitung Technical Complexity Factor (TCF)
yang berfungsi untuk menghitung kompleksitas teknis dari suatu perangkat lunak
dari subyek perspektif yang paling berpengaruh terhadap usaha pengembangan
yang dibutuhkan menggunakan quetioner. Penilaian dilakukan dengan skala
pengukuran 0 sampai 5 yang diberikan pada tiap subyek yang dinilai berpengaruh
terhadap kompleksitas suatu perangkat lunak.
Langkah ketiga adalah menghitung nilai FP dengan menggunakan hasil
pengukuran UFC dan TCF. Kemudian nilai FP diterjemahkan kedalam nilai effort
menggunakan pendekatan 4 model, yaitu: Model Albrecht dan Gaffney, Kemerer,
Regresi proyek kecil dan SMPEEM. Nilai effort ini digunakan untuk menghitung
sumber daya yang dibutuhkan dalam pembangunan perangkat lunak yaitu durasi
proyek dan PWE (Project Work Effort) untuk mengetahui kebutuhan waktu
pelaksanaan proyek dan menghitung kebutuhan cost proyek.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa hasil perhitungan nilai effort
dengan menggunakan Function Points pada model Albrecht dalam rata-rata 1 FP
menghasilkan effort 37.93 man-month. Model Kemerer menunjukkan bahwa ratarata
1 FP menghasilkan effort 1.21 man-month. Model Regresi proyek kecil
menunjukkan bahwa rata-rata 1 FP menghasilkan effort 2.79 man-month.
Sedangkan model SMPEEM menunjukkan bahwa rata-rata 1 FP menghasilkan
effort 2.70 man-month.
Nilai rata-rata hasil estimasi effort, estimasi cost, dan estimasi waktu yang
ditunjukan pada perhitungan terhadap 6 pengembangan sistem terjadi overestimated.
Hal ini menunjukan bahwa kebutuhan secara aktual terhadap manmonth
lebih sedikit, jumlah cost lebih rendah, dan kebutuhan waktu lebih cepat
berdasarkan model yang diusulkan. Walaupun demikian pemodelan ini dapat
menjadi salah satu alternatif untuk menentukan estimasi effort, cost, dan waktu
pembangunan sistem e-government.