Populasi Hoya spp (Apocynaceae: Asclepiadoideae) di Pusat Pendidikan Konservasi Alam Bodogol, Indonesia
View/ Open
Date
2017Author
Bermuli, Jessica Elfani
Sulistijorini
Rahayu, Sri
Metadata
Show full item recordAbstract
Hoya adalah salah satu tumbuhan berbunga yang digunakan oleh masyarakat Eropa dan Amerika Serikat sebagai tanaman hias. Hoya merupakan jenis epifit yang telah dikenal dan digunakan sebagai obat tradisional oleh masyarakat di pedalaman. Salah satu studi eksplorasi menunjukkan bahwa beberapa jenis daun Hoya yang diekstrak, dapat dijadikan sebagai insektisida hayati yang dapat mencegah perkembangan pradewasa nyamuk yang menjadi vektor penyakit demam berdarah. Hoya yang merupakan tumbuhan epifit, memerlukan pohon besar sebagai forofitnya, tetapi semakin lama, hutan-hutan yang ada mengalami perubahan fungsi dan menjadi lahan garapan dan menyebabkan penurunan jumlah bagi tumbuhan epifit, termasuk jenis Hoya. Permasalahan kedua yang terjadi pada Hoya yaitu terjadinya eksploitasi tumbuhan ini dari habitat aslinya. Kedua permasalahan ini membuat jumlah populasi Hoya di habitat aslinya terus berkurang. Diperlukan suatu tindakan konservasi bagi Hoya agar jumlahnya tidak terus berkurang. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis kondisi populasi dan distribusi Hoya di Pusat Pendidikan Konservasi Alam Bodogol (PPKAB).
Data Hoya diambil pada bulan Juli sampai Agustus 2016. Metode pengambilan sampel dengan model purposive sampling dengan ukuran plot 20m-20m. Jumlah plot adalah 28 buah. Setiap posisi Hoya yang ditemukan, diberi tanda dan dicatat dengan Global Positioning System (GPS). Proses identifikasi meliputi dua tahap. Tahap pertama dilakukan di lapangan dan menghasilkan identifikasi awal. Tahap kedua dilakukan dengan mengambil bagian tubuh setiap jenis Hoya yang ditemukan, dibuat menjadi herbarium dan kemudian dibandingkan dengan herbarium yang terdapat di LIPI Cibinong.
Berdasarkan hasil penelusuran, hanya enam spesies yang ditemukan di PPKAB. Hasil ini berbeda dengan hasil eksplorasi pada tahun 2011 yang menemukan 8 spesies Hoya di PPKAB, di Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (TNGGP), Indonesia. Keenam jenis Hoya tersebut yaitu Hoya multiflora, Hoya campanulata, Hoya imperialis, Hoya lacunosa, Hoya hasseltii, dan Hoya vitellinoides. Hoya coriacea dan Hoya latifolia tidak lagi ditemukan pada penelusuran yang dilakukan di PPKAB. Diduga habitat asli Hoya di PPKAB mengalami gangguan sehingga terjadi pengurangan jenis tumbuhan.
Keenam jenis Hoya yang terdapat di PPKAB memiliki bentuk piramida populasi yang berbeda-beda. Struktur populasi H. mutiflora berbentuk segitiga terbalik dalam piramida populasi. Kondisi ini digambarkan dengan jumlah individu dewasa lebih banyak daripada individu anakan dan individu remaja. Struktur populasi H. campanulata dan H. imperialis memiliki piramida berbentuk segitiga sempurna yang ditandai dengan jumlah individu anakan dan individu remaja lebih banyak daripada individu dewasa. Struktur populasi H. lacunosa berbentuk jam pasir, dimana jumlah individu anakan dan individu dewasa lebih besar daripada individu remaja. H. hasseltii dan H. vitellinoides belum memiliki bentuk piramida populasi yang jelas, karena pada kedua spesies ini belum
memiliki individu yang lengkap pada masing-masing kelas umur. Jenis persebaran populasi Hoya di PPKAB memiliki tipe mengelompok (indeks Morisita = 0,66).
Jenis H. multiflora merupakan jenis yang paling banyak ditemukan di PPKAB dan terdapat di 7 jalur penelusuran. Populasi H. multiflora diprediksi memiliki umur populasi yang paling tua dibandingkan jenis Hoya lainnya. Hoya campanulata, Hoya imperialis dan Hoya lacunosa ditemukan masing-masing pada 3 jalur penelurusan. Hoya campanulata merupakan jenis kedua yang ditemukan paling banyak setelah Hoya multiflora, sedangkan Hoya lacunosa berada di tempat ketiga dengan jumlah individu terbanyak di PPKAB.
Hasil ini diharapkan dapat menjadi data awal dalam memulai kegiatan konservasi bagi keenam jenis Hoya yang terdapat di PPKAB. Konservasi in situ dan ex situ dapat dilakukan bagi jenis Hoya yang memiliki jumlah individu lebih dari 100 individu dan telah memiliki individu dewasa, sedangkan konservasi ex situ dapat dilakukan bagi jenis Hoya yang belum memiliki individu dewasa dan jumlahnya yang lebih dari 10 individu. Konservasi ex situ dapat dilakukan di Kebun Raya.