Pendeteksi Kandungan Boraks dan Formalin pada Bakso Sapi Berbasis ATMEGA2560 Menggunakan Jaringan Syaraf Tiruan Backpropagation
Abstract
Bakso sapi merupakan salah satu produk olahan daging yang populer di
masyarakat karena praktis, rasanya yang lezat dan harga yang relatif murah.
Dalam pembuatan bakso, beberapa produsen menggunakan bahan pengenyal dan
pengawet yang dilarang seperti boraks dan formalin. Boraks merupakan senyawa
kimia dengan nama Natrium tetraborat (Na2[B4O5(OH)4]·8H2O) sedangkan
formalin adalah nama dagang larutan formaldehida (CH2OH) dalam air dengan
kadar 30-40%. Tujuan dari penelitian ini adalah membuat alat yang dapat
mendeteksi bakso yang mengandung boraks dan formalin yang dapat langsung
digunakan di lapangan berulang kali.
Pada pendeteksian kandungan boraks digunakan Sensor TCS3200 dengan
indikator perubahan intensitas warna pada bakso akibat penambahan boraks.
Sedangkan pada pendeteksian kandungan formalin digunakan array sensor gas
dengan indikator perubahan level tegangan output sensor terhadap aroma formalin
yang terkandung di dalam uap bakso. Perangkat lunak dibuat menggunakan
Bahasa Pemrograman Processing pada ATMEGA2560 dengan metode
pengolahan data sensor menggunakan Jaringan Syaraf Tiruan (JST)
Backpropagation. Backpropagation untuk pendeteksian boraks terdiri atas 3 input
yang mewakili nilai RGB Sensor Warna TCS3200. Sedangkan Backpropagation
untuk pendeteksian formalin terdiri atas 4 input yang mewakili nilai digital Sensor
Gas TGS2620, MQ138, MQ135 dan MQ3. Output jaringan dikategorikan menjadi
2 kelas yaitu mengandung boraks atau formalin dan tidak mengandung boraks
atau formalin.
Keberhasilan pendeteksian kandungan boraks dan formalin sangat
dipengaruhi oleh faktor komposisi bahan pembuatan bakso. Hasil pembacaan
warna pada bakso dengan penambahan daging tidak memperlihatkan perubahan
nilai RGB yang berarti sementara pada penambahan tepung terjadi penurunan
nilai RGB yang ditandai dengan intensitas warna bakso menjadi lebih gelap. Hasil
pembacaan kandungan formalin pada bakso dengan tambahan daging
menunjukkan perubahan aroma yang terkandung dalam uap bakso. Sementara
hasil pembacaan kandungan formalin pada bakso dengan tambahan tepung tidak
menunjukkan perubahan aroma yang berarti. Pengujian alat pada sampel bakso
yang diambil dari beberapa lokasi di Kota Bogor menunjukkan pendeteksian
kandungan boraks menghasilkan akurasi 73% sedangkan pada pendeteksian
kandungan formalin menghasilkan akurasi 76.5%.