Pemberian Vaksin Formalin-Killed Cell (FKC) dan Lipopolisakarida (LPS) Aeromonas hydrophila pada Benih Ikan Lele
Abstract
Penelitian ini bertujuan untuk menentukan sediaan vaksin paling efektif antara formalin killed cell (FKC), lipopolisakarida (LPS), dan kombinasi keduanya untuk pencegahan penyakit motile aeromonad septicemia (MAS) pada benih ikan lele (Clarias sp). Penelitian ini menggunakan ikan lele dengan panjang rata-rata 10.40±1.09 cm dan bobot rata-rata 11.63±2.91 g dengan padat tebar 10 ekor/ akuarium. Ikan dipelihara pada akuarium berukuran 60cm × 30cm× 30cm. Dosis vaksinasi0.1 mL/ekor dengan penyuntikan pada bagian intraperitonial, sedangkan kontrol disuntik 0.1 mL phosphate buffer saline (PBS). Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) terdiri dari lima perlakuan dan tiga ulanganyaitu perlakuan vaksin FKC, LPS dan vaksin kombinasi FKC dan LPS. Pengukuran level antibodi vaksin FKC menggunakan metode aglutinasi. Nilai gambaran darah setelah vaksinasi total eritrosit, kadar hemoglobin dan hematokrit tidak berbeda nyata (P>0.05) antar semua perlakuan. Total leukosit dan aktivitas fagositik perlakuan vaksin FKC dan vaksin kombinasi FKC dan LPS berbeda nyata (P<0.05) dengan perlakuan yang lain. Setelah uji tantang gambaran darah perlakuan vaksin kombinasi memiliki nilai yang lebih baik. Nilai mortalitas perlakuan vaksin kombinasi lebih rendah dan berbeda nyata (P<0.05) dari perlakuan yang lain. Level antibodi setelah vaksinasi perlakuan vaksin FKC dan kombinasi lebih tinggi dibandingkan dengan perlakuan vaksin LPS, setelah uji tantang level antibodi perlakuan vaksin kombinasi lebih tinggi dari perlakuan yang lain. Nilai kelangsungan hidup relatif perlakuan kombinasi lebih baik dibandingkan dengan perlakuan yang lainnya. Vaksinasi pada benih ikan lele memberikan proteksi dari penyakit MAS. Perlakuan kombinasi antara vaksin FKC dan LPS memberikan hasil yang terbaik, dengan kelangsungan hidup relatif sebesar 63.15%.
Collections
- UT - Aquaculture [2036]