Viabilitas dan Efek Pemberian Probiotik AME (Anaerobik Majemuk Enkapsulasi) terhadap Kondisi serta Pertumbuhan Mikroba Rumen in vitro.
View/ Open
Date
2017Author
Hidayah, Nur
Suryahadi
Amiroenas, Dwierra Evvyernie
Metadata
Show full item recordAbstract
Bioproses di dalam rumen merupakan hal yang sangat penting mengingat
proses perombakan pakan pada dasarnya adalah kerja enzim yang dihasilkan oleh
mikroba rumen. Perbaikan fungsi dari bioproses di dalam rumen dapat dimanipulasi
melalui suplementasi pakan. Suplementasi dapat dilakukan dengan pendekatan
pemberian probiotik. Probiotik yang digunakan adalah isolat MR4 yang merupakan
bakteri rumen anaerob sehingga perlu dienkapsulasi pada saat produksi dan
penyimpanan. MR4 dikombinasikan dengan Saccharomyces cerevisiae yang
selanjutnya disebut probiotik AME. Penelitian ini terdiri dari dua percobaan.
Percobaan 1 bertujuan untuk mengevaluasi viabilitas probiotik AME selama
penyimpanan, sebelum diberikan kepada ternak. Percobaan 2 bertujuan untuk
mempelajari pengaruh suplemen probiotik AME baik secara tunggal maupun
dikombinasikan dengan 10% suplemen yang kaya nutrien (SKN) terhadap kondisi
dan pertumbuhan mikroba rumen in vitro. SKN terbuat dari hijauan yang mudah
ditemukan di sekitar lokasi peternakan. SKN merupakan sumber energi yang
mudah difermentasi, protein mudah didegradasi, makro-mikro mineral dan vitamin.
Tujuan pemberian SKN untuk memperbaiki zat terkonsentrasi yang kurang tersedia
dalam ransum.
Percobaan 1 dirancang menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL)
dengan 4 perlakuan (1, 2, 3, 4 minggu penyimpanan) dan 3 ulangan. Data dianalisis
dengan sidik ragam, dilanjutkan dengan uji duncan. Percobaan 2 dirancang
menggunakan Rancangan Acak Kelompok Faktorial (RAKF) 6 x 3, dan 4
kelompok (ulangan) berdasarkan waktu pengambilan cairan rumen. Faktor pertama
adalah ransum perlakuan sebanyak 6 jenis ransum: R1 = ransum basal untuk sapi
perah laktasi dengan rasio hijauan terhadap konsentrat (F: C) = 60:40 (tanpa
suplementasi probiotik AME dan 10% SKN), R2 = R1 + 1 dosis probiotik AME,
R3 = R1 + 2 dosis probiotik AME, R4 = R1 + 10% SKN, R5 = R4 + 1 dosis
probiotik AME + 10% SKN, R6 = R4 + 2 dosis probiotik AME + 10% SKN. Faktor
kedua adalah waktu inkubasi (1, 2, 3 jam). Satu dosis probiotik AME terdiri dari
S.cerevisiae dan MR4 terenkapsulasi dengan dosis berturut-turut 2 x 1010 cfu kg-1
ransum dan 6.5 x 107 cfu kg-1 ransum. Faktor kedua adalah waktu inkubasi terdiri
dari 1, 2, dan 3 jam. Data dianalisis dengan sidik ragam, dilanjutkan dengan uji
ortogonal kontras.
Hasil percobaan 1 menunjukkan bahwa viabilitas probiotik AME selama
penyimpanan menurun secara signifikan (p<0.05). Rerata viabilitas S.cerevisiae
dan MR4 terenkapsulasi pada akhir penyimpanan berturut-turut 85.61% dan
81.90%. Ini menunjukkan bahwa teknik enkapsulasi mampu mempertahankan
viabilitas probiotik AME selama 4 minggu penyimpanan pada suhu ruang. Hasil
percobaan 2 menunjukkan bahwa perlakuan, waktu inkubasi, dan interaksi
keduanya berpengaruh signifikan terhadap peningkatan NH3, VFA total, bakteri
total, dan yeast (p<0.05), dan menurunkan populasi protozoa (p<0.05). Namun
demikian, perlakuan dan waktu inkubasi tidak mempengaruhi kondisi pH rumen
(p>0.05). Ransum yang tersuplementasi 2 dosis probiotik AME dikombinasikan
dengan 10% SKN paling efektif menurunkan populasi protozoa, meningkatkan
NH3, VFA total, bakteri total, dan yeast (p<0.05), dan menstabilkan pH rumen. Hal
ini menunjukkan bahwa semakin tinggi dosis suplementasi probiotik AME semakin
meningkatkan fermentabilitas dan pertumbuhan mikroba rumen, kecuali protozoa.
Suplementasi 10% SKN ke dalam ransum berdampak positif terhadap penurunan
populasi protozoa, namun populasi yeast juga mengalami penurunan. Keduanya
memiliki sensitivitas yang tinggi terhadap saponin yang terdapat pada bahan
pembuatan SKN. Penggunaan suplementasi probiotik AME dan 10% SKN dapat
digunakan untuk meningkatkan fermentabilitas dan pertumbuhan mikroba rumen
in vitro.
Collections
- MT - Animal Science [1203]