Kontrol Optimum Penyebaran Koinfeksi Penyakit Tuberkulosis dan HIV/AIDS
View/ Open
Date
2017Author
Rayhan, Syadza Nadhir
Bakhtiar, Toni
Jaharuddin
Metadata
Show full item recordAbstract
Pada manusia, tuberkulosis (TB) disebabkan oleh bakteri Mycobacterium
tuberculosis (Mtb) yang dapat menular melalui udara. Penularan terjadi ketika
Mtb terlepas ke udara saat seorang penderita TB bersin atau batuk. Penularan
langsung dari penderita aktif kepada individu yang rentan hanya mengakibatkan
individu terjangkit bakteri Mtb tanpa menunjukkan gejala penyakit TB.
HIV (Human Immunodeficiency Virus) adalah virus yang secara perlahan
menyerang sistem kekebalan tubuh, sedangkan acquired immunodeficiency
syndrome (AIDS) adalah penyakit pada sistem kekebalan tubuh yang disebabkan
oleh infeksi HIV. Belum ada vaksin maupun obat yang dapat menghilangkan HIV
secara efektif. Namun, pengobatan yang sesuai dan teratur dapat meningkatkan
kesehatan, memperpanjang masa hidup dan mengurangi resiko penyebaran HIV
pada individu terinfeksi. Pengobatan yang digunakan untuk pasien HIV/AIDS
adalah antiretroviral therapy (ART). Jika dilakukan dengan benar dan teratur,
ART dapat memperpanjang hidup individu dengan HIV, menjaga individu
tersebut agar tetap sehat, dan mengurangi peluang untuk menularkan virusnya ke
individu lain.
Koinfeksi TB dan HIV merupakan kondisi di mana seorang individu
terinfeksi oleh Mtb sekaligus HIV. Saat seseorang terinfeksi HIV dan TB, HIV
yang dimilikinya dapat mempercepat proses pengaktifan TB dan TB
meningkatkan laju perkembangan infeksi HIV menjadi AIDS. Oleh karena itu,
dibutuhkan adanya strategi untuk mengendalikan penyebaran koinfeksi TB-HIV
dalam populasi.
Tesis ini bertujuan memodelkan dinamika penyebaran koinfeksi TB–
HIV/AIDS dalam populasi, dengan memodifikasi model matematika yang telah
dikembangkan sebelumnya, lalu dianalisis kembali menggunakan teori kontrol
optimum. Dengan teori kontrol optimum akan dicari fungsi kontrol yang optimal
yang dapat menekan jumlah individu yang terinfeksi, baik terinfeksi TB,
HIV/AIDS, maupun individu yang terinfeksi keduanya. Kontrol yang digunakan
adalah tiga strategi pengobatan yang diterapkan pada populasi individu terekspos
TB, populasi individu terinfeksi TB, dan populasi individu yang terkena AIDS,
masing-masing dilambangkan dengan dan
Ada lima skenario yang dikaji dalam penelitian ini, berkaitan dengan
penerapan kontrol yang diberikan. Pengobatan hanya diberikan kepada individu
terekspos TB pada skenario 1 ( saja), pada skenario 2 hanya diberikan kepada
individu terinfeksi TB ( saja), dan hanya diberikan pada individu AIDS pada
skenario 3 ( saja). Pada skenario 4, pengobatan diberikan kepada individu
terekspos TB dan terinfeksi TB ( dan ), sedangkan skenario 5 menerapkan
semua pengobatan ( dan ).
Setelah dilakukan simulasi numerik menggunakan metode Runge-Kutta
orde empat dan bantuan aplikasi Scilab, terlihat bahwa skenario 1, 4, dan 5
memberikan hasil yang terbaik. Ketiga skenario tersebut dapat menurunkan
jumlah individu terinfeksi lebih cepat dibandingkan skenario lainnya, dan juga
meningkatkan jumlah individu yang sembuh dari TB secara signifikan.