Aktivitas Antimikroba dan Identifikasi Senyawa Bioaktif Ekstrak Daun Söfö-Söfö (Acmella cf) dan Famatö Gahe Mbuyuwu (Polygonum barbatum L.) Asal Nias
View/ Open
Date
2017Author
Bawamenewi, Faoziduhu
Bintang, Maria
Safithri, Mega
Pasaribu, Fachriyan Hasmi
Metadata
Show full item recordAbstract
Tumbuhan Söfö-söfö (SS) dan Famatö gahe mbuyuwu (FGM) adalah
tumbuhan obat tradisional (Nias) dapat menyembuhkan infeksi jamur padat kulit,
demam, batuk dan diare. Khasiat lain dari FGM menyembuhkan retak dan patah
tulang. Basis ilmiah tumbuhan SS dan FGM sebagai agen antimikroba belum
dibuktikan. Tujuan penelitian ini adalah melakukan ekstraksi daun SS dan FGM,
uji aktivitas antimikroba tunggal maupun campuran, uji fitokimia dan analisis
senyawa bioaktif menggunakan GC-MS. Penelitian ini diharapkan memberikan
informasi ilmiah tentang golongan senyawa serta senyawa bioaktif yang dimiliki
tumbuhan SS dan FGM sebagai agen antimikroba dan menguatkan kepercayaan
masyarakat menggunakan dan membudidayakan tumbuhan SS dan FGM sebagai
tanaman obat alternatif penyembuhan penyakit.
Penelitian ini diawali dengan pembuatan simplisia daun segar SS dan FGM
yang sudah dicuci bersih dan dijemur dibawah sinar matahari selama 3-4 hari,
kemudian dioven pada suhu 50oC selama 3 jam. Daun kedua sampel yang sudah
kering dihaluskan menjadi bubuk simplisia 80 mesh, kemudian diekstraksi dengan
pelarut air, eatnol 70% dan etil asetat selama 2x24 jam pada maserator yang
dilengkapi shaker dengan kecepatan 150 rpm dan dipekatkan menggunakan
rotarievaporator pada suhu 60oC. Ekstrak daun SS dan FGM yang diperoleh dari 3
jenis pelarut masing-masing diuji aktivitas antimikroba. Penentuan nilai
konsentrasi hambat minimum (KHM) dan uji fitokimia dilakukan pada ekstrak
yang memiliki aktivitas antimikroba paling tinggi yaitu ekstrak etil asetat daun SS
dan ekstrak etanol 70% daun FGM. Analisis GC-MS ekstrak etil asetat daun SS
dan ekstrak etanol 70% daun FGM dilakukan untuk mengetahui komponen
senyawa antimikroba kedua sampel.
Hasil penelitian menunjukkan pelarut terbaik ekstrak SS sebagai
antimikroba adalah ekstrak etil asetat dengan konsentrasi hambat minimum 4000
ppm menghambat S. aureus (1.25±0.35mm), E. coli (1 mm) dan C. albican 6000
ppm (1.5 mm). Senyawa metabolit sekunder adalah alkaloid, flavonoid dan
steroid, kemudian senyawa bioaktif hasil analisis GC-MS sebagai antimikroba
adalah asam heksadekanoat, stigmasterol, neopitadin, metil ester, skualen dan
fitol. Pelarut terbaik ekstrak FGM sebagai antimikroba adalah ekstrak etanol 70%
dengan konsentrasi hambat minimum 2.000 ppm menghambat S. aureus
(3.00±0.07 mm), E. coli (4.25±0.07 mm) dan tidak menghambat C. albican.
Senyawa metabolit sekunder ekstrak etanol 70% FGM adalah alkaloid, flavonoid,
tanin, saponin dan triterpenoid, kemudian senyawa bioaktif hasil analisis GC-MS
sebagai antimikroba adalah stigmasterol, Stigmast-5-en-3-ol, metil ester,
pirogalol, asam heksadekanoat, fitol dan neopitadin.