Komparasi Jenis Silo Trench, Drum, dan Trash Bag terhadap Kualitas Silase Ransum Komplit.
Abstract
Pengawetan hijauan dalam bentuk silase untuk suplai pakan sapi perah
secara berkesinambungan dipengaruhi oleh jenis bahan dan jenis silo. Penelitian ini
bertujuan untuk membandingkan kualitas silase ransum komplit berbahan dasar
jabon (jagung tebang pohon) yang dibuat pada silo trench (P1), drum (P2), dan
trash bag (P3). Kualitas silase dapat diukur berdasarkan karakteristik fisik (warna,
aroma, tekstur, dan keberadaan jamur), fermentatif (pH, bahan kering, kehilangan
bahan kering, VFA (Volatile Fatty Acid), protein kasar, perombakan protein kasar,
NH3 (Amonia), WSC (Water Soluble Carbohydrate) atau karbohidrart terlarut air,
dan nilai fleigh), karakteristik utilitas (fermentabilitas dan kecernaan), dan stabilitas
aerobik. Silase dibuat dengan penambahan konsentrat, molases, dan starter (silase
ransum komplit) untuk menciptakan kondisi fermentasi yang baik. Proses ensilase
berlangsung selama 21 hari. Hasil analisis menunjukkan bahwa silase ransum
komplit jabon masih dalam kondisi stabil hingga minggu ke-15. Ketiga perlakuan
silase menunjukkan perbedaan yang nyata (P<0.05) berdasarkan karakteristik fisik
dan fermentatif. Persentase kerusakan silase yang disebabkan oleh jamur pada
P1(1.65%) lebih tinggi dibandingkan dengan P2(0.034%), dan P3(1.417%). Nilai
pH silase yang dihasilkan memiliki pH<4. Bahan kering (BK) silase yang
dihasilkan berturut-turut P1(25.92%), P2(30.59%), dan P3(28%). Kehilangan
bahan kering sebesar P1(7.64%). P2(2.97%), dan P3(5.56%). Koefisien cerna
bahan kering (KCBK) silase jabon P1, P2, dan P3 yaitu 58.05%, 60.77%, dan
61.82%, dan koefisien cerna bahan organik (KCBO) pada silase 57.52%, 61.07%,
dan 62.37%. Hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa silase ransum komplit
menggunakan silo trench, drum, dan trash bag menghasilkan kualitas yang baik.
Peternak disarankan dapat memilih jenis silo sesuai dengan kebutuhan dan
ketersediaan hijauan.