Penentuan Kesesuaian Lahan untuk Tanaman Kedelai Budidaya Jenuh Air di Daerah Pasang Surut Kabupaten Tanjung Jabung Timur, Jambi.
Abstract
Tersedianya air yang banyak di lahan pasang surut menjadikan arealini ideal untuk tanaman kedelai yang memerlukan kelembaban tanah tinggi. Tanaman kedelai ditanam dengan sistem budidaya jenuh air (BJA) di pematang dengan lebar 4 m – 6 m dengan parit sedalam 25 cm dikedua sisinya. Parit selalu diusahakan tergenang air setinggi 5 cm sehingga kondisi tanah di pematang sedalam 20 cm tetap lembab. Tujuan dari penelitian ini adalah mengembangkan metode penentuan kawasan yang sesuai untuk tanaman kedelai. Kesesuaian lahan ditentukan berdasarkan elevasi lahan dan fluktuasi muka air pasang dan surut. Pengukuran elevasi lahan dilakukan dengan menggunakan metode GPS (global positioning system) RTK (real time kinematic) dan pengukuran fluktuasi muka air pasang surut menggunakan automatic water level recorder (AWLR) dengan interval 10 menit. Hasil perhitungan menunjukkan elevasi muka air maksimum dan minimum di hulu dan hilir berturut-turut 210.6 cm dan 70.3 cm pada saluran Rantau Makmur hulu serta 160.9 cm dan 18.6 cm pada saluran Rantau Makmur hilir. Kesesuaian lahan untuk BJA dibagi menjadi 4 kelas yaitu: tidak sesuai, sesuai bersyarat, cukup sesuai, dan sangat sesuai. Lahan dengan kategori sangat sesuai dinilai paling besar dapat digunakan untuk budidaya jenuh air dengan area seluas 4974 ha.