Evaluasi Penerapan Silase Ransum Komplit pada Produktivitas Susu Sapi Perah di Peternakan Rakyat KPSBU Lembang
View/ Open
Date
2017Author
Hasanah, Uswatun
Despal
Permana, Idat Galih
Metadata
Show full item recordAbstract
Usaha persusuan nasional Indonesia masih terbentur dengan permasalahan
peningkatan produksi susu dan kualitasnya. Hingga saat ini, Indonesia hanya
mampu memenuhi 20% dari kebutuhan susu nasional. Upaya peningkatan produksi
susu sapi perah sering kali dihadapkan dengan permasalahan pakan terutama dari
sisi pemenuhan kebutuhan nutrien ternak. Rendahnya kualitas, kuantitas dan
ketersediaan pakan khususnya hijauan saat musim kemarau merupakan salah satu
faktor yang menjadi kendala dalam memenuhi kebutuhan ternak sapi perah,
khususnya pada peternakan rakyat. Pengaplikasian silase ransum komplit sebagai
hijauan sumber serat untuk ternak perah sudah banyak dilakukan, namun belum
diterapkan dengan baik pada peternakan rakyat sapi perah daerah KPSBU
Lembang. Hal ini dikarenakan silase ransum komplit masih belum popular sebagai
pakan yang dapat menggantikan hijauan dan ransum konvensional yang biasa
diberikan pada peternakan rakyat tersebut. Tujuan penelitian ini adalah
mengintroduksikan silase ransum komplit pada peternakan rakyat, membandingkan
pemberian silase ransum komplit dengan ransum konvensional yang biasa
digunakan di peternakan rakyat dan menentukan taraf optimal penggunaan silase
ransum komplit.
Penelitian dilakukan secara in vivo dan in vitro dengan melakukan
pengamatan pada ternak sapi perah terhadap tiga perlakuan ransum uji (R0: ransum
basal peternak, R1: ransum dengan penambahan silase 20% dan R2: ransum dengan
penambahan silase 40%). Ternak yang digunakan adalah ternak sapi perah jenis
Friesian Holstein (FH) sebanyak 12 ekor yang dikelompokkan berdasarkan tiga
kelompok produksi susu. Parameter yang diamati selama pemeliharaan secara in
vivo adalah komposisi proksimat silase ransum komplit dan bahan penyusun
ransum penelitian, konsumsi, manure score, produksi susu, pertambahan bobot
badan, body condition score, efisiensi teknis dan ekonomis. Penelitian secara in
vitro hanya dilakukan untuk mengukur konsentrasi volatile fatty acid (VFA),
amonia, kecernaan bahan kering dan kecernaan bahan organik pada masing-masing
ransum uji yang digunakan saat in vivo pada tiga kelompok cairan rumen dari tiga
sapi yang berbeda. Hasil yang diperoleh dianalisis menggunakan analysis of
variance (ANOVA), sedangkan untuk data produksi susu dan kualitas susu
dianalisis menggunakan analysis of covariance (ANCOVA), jika terdapat
perbedaan nyata akan dilakukan uji lanjut Duncan dan uji lanjut Polinomial
Ortogonal pada parameter selisih produksi susu.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ransum R2, yaitu ransum dengan
penambahan 40% silase memiliki kualitas yang baik pada fermentabilitas dan
utilitas ransum di dalam rumen. Nilai fermentabilitas seperti VFA dan NH3 pada
ransum R2 sangat nyata lebih tinggi (P<0.01) dibandingkan ransum R0 dan R1,
dengan nilai VFA berturut-turut R0, R1, dan R2 adalah 115.71 mM, 127.31 mM,
dan 143.13 mM, serta nilai NH3 R0, R1, dan R2 adalah 8.99 mM, 10.47 mM dan
11.06 mM. Fermentabilitas dan utilitas ransum yang tinggi pada ransum R2
berpengaruh pada nilai manure score, selisih produksi susu dan pertambahan bobot
v
badan harian (PBBH). Ransum R2 memiliki nilai manure score yang signifikan
lebih tinggi (P<0.05) dibandingkan ransum R0 dan R1, yaitu 2.88, sedangkan nilai
manure score ransum R0 dan R1 adalah 2.42 dan 2.60. Selisih produksi susu
setelah diberi ransum uji dan pertambahan bobot badan harian (PBBH) pada
ransum R2 juga signifikan lebih tinggi (P<0.05) dibandingkan ransum R0 dan R1.
Nilai selisih produksi susu berturut-turut pada ketiga ransum uji R0, R1, dan R2
adalah 0.18, 0.37, dan 1.91 liter ekor-1 hari-1 dan nilai PBBH pada ransum R0, R1,
dan R2 adalah 0.50, 0.09 dan 0.82 kg ekor-1 hari-1. Parameter kecernaan pakan,
yaitu kecernaan bahan kering maupun bahan organik, konsumsi bahan kering
ransum (hijauan dan konsentrat), kualitas komponen susu dan performa ternak
(BCS) serta nilai efisiensi teknis dan ekonomis ransum memberikan pengaruh yang
sama pada ketiga ransum uji, namun data BCS menunjukkan adanya
kecenderungan peningkatan pada ransum dengan penambahan silase, sehingga
diharapkan dengan penambahan silase di dalam ransum mampu meningkatkan
persistensi masa laktasi dan mengurangi terjadinya penurunan produksi susu yang
drastis.
Simpulan dari penelitian ini adalah ransum dengan penambahan 40% silase
ransum komplit berbasis jabon dapat dijadikan sebagai pakan sumber serat
pengganti hijauan yang berkualitas tinggi dengan nutrisi yang seimbang untuk
ternak sapi perah pada peternakan rakyat. Penambahan 40% silase ransum komplit
pada ransum juga dapat meningkatkan produktivitas ternak, terutama pada
performa ternak, produksi susu, dan perbaikan kesehatan ternak serta nilai efisiensi
teknis dan ekonomis ransum.
Collections
- MT - Animal Science [1203]