Analisis Fenotipe Sapi Sonok dan Sapi Pedaging Madura
View/ Open
Date
2017Author
Lutvaniyah, Siti
Perwitasari, Dyah
Farajallah, Achmad
Metadata
Show full item recordAbstract
Sapi sonok merupakan salah satu peruntukan sapi di Pulau Madura yang dipelihara khusus untuk kontes kecantikan sapi. Pemilihan sapi sonok dilakukan berdasarkan penampilan eksternal sapi dan latar belakang tetuanya. Karakter cantik dan jinak menjadi karakter utama sapi ini. Kontes sapi sonok dilakukan dengan memasangkan dua ekor sapi sonok menggunakan pangonong. Sapi harus berjalan dari garis awal sampai akhir melalui jalur yang sudah ditentukan tanpa menyentuh garis pembatas. Selama ini penilaian dalam kontes hanya dilakukan berdasarkan pada cara berjalan sapi dan pelanggaran yang dilakukan sapi, tidak berdasarkan karakter cantik dan jinak pada sapi. Hal ini dikarenakan belum tersedianya acuan pokok yang menjelaskan karakter “cantik” pada sapi sonok. Karakter pembeda sapi sonok dengan sapi lainnya diperlukan untuk menjelaskan karakter cantik. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan karakter pembeda sapi sonok dan sapi pedaging karena penampilan eksternal keduanya sangat mirip.
Data kualitatif digunakan sebagai input dalam analisis komponen utama (AKU). Analisis ini dilakukan untuk mengelompokkan sampel berdasarkan nilai variat komponen utama. Data hasil wawancara digunakan dalam analisis informant concensus factor (ICF) untuk mengetahui konsensus pemilik dalam memilih suatu perlakuan. Analisis fidelity level (FL) untuk mengetahui persentase setiap kategori yang dipilih oleh setiap pemilik sapi.
AKU menunjukkan pengelompokan sampel menjadi dua kelompok dengan dua komponen utama. Komponen utama meliputi tanduk melengkung ke atas (TMKA) dengan nilai varian 15.8% dan telinga tegak (TT) dengan nilai varian 12.8%. TMKA berfungsi sebagai salah satu tempat dipasangnya aksesori sapi sonok. TT belum diketahui fungsi khususnya bagi sapi sonok. Penelitian ini juga menemukan tiga karakter yang diduga khusus pada sapi sonok, yaitu daerah lingkar mata terang (DLMT), bagian di atas tracak berwarna putih (BATBP), dan leher berpunuk (LBP). Sapi sonok memiliki pundak yang lebih tinggi dan punuk yang lebih besar daripada sapi pedaging. Punuk pada sapi sonok diduga berkembang lebih baik daripada sapi pedaging karena adanya latihan dengan menahan pangonong di atas leher yang memicu perkembangan otot rhomboid.
Selain perbedaan karakter morfologi dan morfometrik, penelitian ini juga menemukan perbedaan dalam manajemen pemeliharaan sapi sonok dan sapi pedaging. Perbedaan dalam manajemen pemeliharaan meliputi pemilihan sistem kandang, interaksi pemilik dengan sapi, variasi pakan, dan kategori pemeliharaan. Perbedaan-perbedaan ini didukung oleh nilai ICF dan FL. Penelitian ini menemukan perbedaan sapi sonok dan sapi pedaging. Perbedaan ini meliputi perbedaan karakter morfologi, morfometrik dan manajemen pemeliharaan.