Deteksi Tiga Zat Warna dalam Kayu Secang (Caesalpinia sappan) menggunakan Kombinasi Spektroskopi UV-Vis dan Kemometrika
View/ Open
Date
2017Author
Husna, Saadatul
Batubara, Irmanida
Rafi, Mohamad
Metadata
Show full item recordAbstract
Secang (Caesalpinia sappan) merupakan tanaman dari famili
Caesalpinaceae. Di Indonesia secang digunakan sebagai pewarna alami pada
minuman tradisional seperti bir pletok dan wedang uwuh. Di habitat alaminya
secang tumbuh pada tipe tanah liat dan berbatu-batu dengan ketinggian rendah
dan sedang. Pohon secang tidak toleran terhadap tanah basah sehingga kayu
secang yang dihasilkan cenderung tidak berwarna meski telah mencapai umur
panen. Secang dipasarkan dalam bentuk serutan kayu atau potongan kecil, dengan
penyimpanan dalam waktu yang lama memungkinkan terjadinya perubahan warna
secang akibat paparan udara, cahaya dan mikroorganisme. Kedua kondisi tersebut
memungkinan terjadinya pemalsuan terhadap secang dengan penambahan zat
warna sudan III, pewarna tekstil dan angkak agar diperoleh kualitas warna dan
tampilan yang baik.
Kendali mutu bahan baku dapat dilakukan dengan mengembangkan metode
autentikasi menggunakan pendekatan multikomponen. Salah satu teknik analisis
yang dapat digunakan adalah spektroskopi. Kombinasi spektroskopi UV-Vis dan
kemometrika telah banyak digunakan untuk tujuan autentikasi. Tujuan penelitian
ini adalah mengembangkan metode autentikasi secang dari sudan III, pewarna
tekstil dan angkak dengan menggunakan kombinasi spektroskopi UV-Vis dan
kemometrik.
Optimasi kondisi ekstraksi dengan penetapan nisbah bahan:pelarut dan
waktu ekstraksi dilakukan sebelum pengukuran sampel. Sampel teradulterasi
diperoleh dengan menambahkan larutan pewarna sudan III, pewarna tekstil dan
angkak masing-masing dengan dua variasi konsentrasi ke dalam sampel tunggal.
Spektrum sampel tunggal dan teradulterasi diperoleh dengan pengukuran
menggunakan spektrofotometer UV-Vis pada panjang gelombang 200-800 nm.
Data absorbans dan panjang gelombang hasil pengukuran diberi perlakuan
pendahuluan berupa smoothing. Analisis komponen utama (AKU) dan analisis
diskriminan (AD) digunakan untuk mengembangkan model autentikasi. Total
keragaman data yang diperoleh menggunakan AKU untuk secang teradulterasi
sudan III, pewarna tekstil dan angkak berturut-turut sebesar 94.78%, 91.96% dan
94.35%. Berdasarkan plot AKU tersebut, sampel yang diadulterasi dengan 3 jenis
pewarna belum terpisah ke dalam kelasnya masing-masing. Oleh karena itu, untuk
mengelompokkannya digunakan AD. Berdasarkan hasil AD, sampel dapat
dipisahkan ke dalam kelasnya masing-masing. Kemampuan prediksi model
autentikasi diuji dengan validasi silang LOOCV. Hasil validasi silang model
auntentikasi secang dari sudan III, pewarna tekstil dan angkak berturut-turut
sebesar 94.12%, 94.12% dan 92.16%. Hasil ini menunjukkan model yang
dikembangkan memiliki kemampuan prediksi yang baik.