Ekstraksi Lemak dan Evaluasi Kualitas Biji Kecipir (Psophocarpus tetragonolobus), Biji Karet (Hevea brasiliensis), dan Biji Ketapang (Terminalia catappa) sebagai Alternatif Kedelai untuk Bahan Pakan Ruminansia
View/ Open
Date
2017Author
Harahap, Rakhmad Perkasa
Jayanegara, Anuraga
Nahrowi
Metadata
Show full item recordAbstract
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kandungan nutrisi, produksi gas akumulatif, total produksi CH4 dan in vitro rumen fermentasi biji kecipir, biji karet, dan biji ketapang sebagai alternatif untuk kedelai. Percobaan ini menggunakan rancangan acak kelompok faktorial dengan perlakuan 4 x 2 dan 3 ulangan. Empat perlakuan dari percobaan ini adalah kedelai, biji kecipir, biji karet, dan biji ketapang. Dua perlakuan lainnya adalah non-ekstraksi lemak dan ekstraksi lemak. Sampel kemudian dievaluasi untuk karakteristik fermentasi dan kecernaannya dengan menggunakan teknik fermentasi rumen in vitro dua tahap, suhu dipertahankan pada 39 ⁰C selama 2 × 48 jam. Parameter yang diukur dalam penelitian ini adalah komposisi nutrisi pakan (bahan kering, serat kasar, protein kasar, lemak kasar, abu), kinetika produksi gas dan produksi gas kumulatif, produksi total CH4, pH, kecernaan bahan kering (KCBK), kecernaan bahan organik (KCBO), konsentrasi VFA, dan konsentrasi amonia (NH3). Data diuji dengan menggunakan analisis varians (ANOVA), jika ada perbedaan nyata dilanjutkan dengan Uji Duncan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa biji ketapang memiliki kandungan lemak kasar tertinggi. Ekstraksi lemak biji ketapang memiliki kandungan protein kasar lebih tinggi dari pada sampel ekstraksi lemak lainnya. Perlakuan ekstraksi lemak berbeda nyata terhadap konsentrasi VFA, konsentrasi amonia (NH3), produksi gas akumulatif, total produksi CH4, kecernaan bahan kering (KCBK) dan kecernaan bahan organik (KCBO) (P<0.05). Perlakuan jenis biji-bijian, perlakuan ekstraksi lemak kasar, dan interaksi antara dua faktor sangat mempengaruhi produksi gas akumulatif, kecernaan bahan kering, dan kecernaan bahan organik, sedangkan konsentrasi VFA sangat mempengaruhi perlakuan jenis biji-bijian dan perlakuan ekstraksi (P<0.01). Perlakuan jenis biji-bijian berpengaruh nyata terhadap nilai pH (P<0.05). Perlakuan non-ekstraksi mendapatkan produksi CH4 terendah (P<0.05). Disimpulkan bahwa biji kecipir, biji karet dan biji ketapang dapat digunakan sebagai alternatif kedelai.