Potensi Antituberkulosis Tanaman Obat dari Indonesia terhadap Mycobacterium smegmatis JCM6386ᵀ
View/ Open
Date
2017Author
Idola, Desmila
Artika, I Made
Kusharyoto, Wien
Kim, Chul-Sa
Metadata
Show full item recordAbstract
Tuberkulosis (TB) adalah masalah kesehatan serius yang tercatat sebagai
penyakit pembunuh nomor dua di dunia. Berdasarkan data WHO, Indonesia
berada diperingkat ke lima dengan kasus TB tertinggi di dunia. Kontrol TB tidak
terdapat pembaharuan, kurang efektif dan tidak mudah diakses. Pengobatan TB
masih sama sejak 40 tahun lalu. Di sisi lain, Indonesia memiliki kekayaan
biodiversitas ke dua terbesar di dunia setelah Brazil. Beberapa tanaman dari
Indonesia yang dapat dikembangkan untuk pengobatan TB diantaranya
lempuyang wangi (Zingiber aromaticum), buah makasar (Brucea javanica), tabat
barito (Ficus deltoidea), srigunggu (Clerodendrum serratum), sidaguri (Sida
rhombifolia) dan cucur atap (Baeckea frutescens). Enam tanaman tersebut
diharapkan memiliki senyawa yang berpotensi untuk pengobatan TB.
Aktivitas antimikobakteri dari ekstrak tanaman ditentukan dengan metode
turbiditi. Pengujian M. tuberculosis seharusnya dilakukan pada laboratorium
dengan keamanan hayati level 3 (BSL-3) yang membutuhkan laboran terlatih dan
alat khusus. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan Mycobacterium
smegmatis JCM6386ᵀ. Bakteri M. smegmatis merupakan bakteri yang tidak
patogen dan pertumbuhannya delapan kali lebih cepat dibandingkan M.
tuberculosis. M. smegmatis digunakan untuk mempelajari sistim biologi M.
tuberculosis, seperti kultur sel dan ekspresi gen.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan aktivitas
antimikobakteri dari lempuyang wangi (Zingiber aromaticum), buah makasar
(Brucea javanica), tabat barito (Ficus deltoidea), srigunggu (Clerodendrum
serratum), sidaguri (Sida rhombifolia) dan cucur atap (Baeckea frutescens).
Isolasi dan identifikasi senyawa aktif dari tanaman obat Indonesia yang memiliki
potensi sebagai antituberkulosis.
Efek dari DMSO terhadap pertumbuhan M. smegmatis JCM6386T adalah
faktor penting untuk ditentukan. Konsentrasi DMSO pada 0.5%, 1%, 2%, 3%, 4%
dan 5% v/v tidak memiliki pengaruh yang berbeda nyata terhadap pertumbuhan M.
smegmatis JCM6386ᵀ dengan 5% beda nilai terkecil. Sedangkan konsentrasi
DMSO pada 8% dan 16% v/v memiliki pengaruh yang berbeda nyata pada
pertumbuhan M. smegmatis JCM6386ᵀ dengan 5% beda nilai terkecil.
Ekstrak metanol dalam 0.5% v/v DMSO pada umbi lempuyang wangi (Z.
aromaticum), buah dari buah makasar (B. javanica), daun tabat barito (F.
deltoidea), daun srigunggu (C. serratum), daun dan batang sidaguri (S.
rhombifolia) memiliki aktivitas antimikobakteri pada 20 mg ekstrak eq./mL. Z.
aromaticum memiliki aktivitas hambatan pertumbuhan M. smegmatis JCM6386ᵀ
tertinggi diantara yang lain.
Sebagai tanaman yang memiliki aktivitas antimikobakteri tertinggi diantara
lima tanaman obat, pemisahan berdasarkan hasil uji aktivitas dari ekstrak metanol
Z. aromaticum dilakukan. Hasil dari pemisahan Z. aromaticum menggunakan
HPLC, analisis GC, GC-MS dan NMR, senyawa aktif pada Z. aromaticum
sebagai antimikobakteri adalah (2E,6E,10E)-2,6,9,9-tetramethylcycloundeca-
2,6,10-trien-1-one (zerumbone). Nilai IC50 zerumbone adalah 38 μg/mL.
Ekstrak metanol dari B. frutescens menunjukkan hambatan pertumbuhan
terhadap M. smegmatis JCM6386ᵀ sebesar 62.837% pada 20 mg eq./mL.
Pemisahan menggunakan partisi cair-cair dilakukan dalam dua lapisan yaitu
lapisan heksan dan air. Hasil pengujian menunjukkan bahwa lapisan heksan
memiliki 70.767% hambatan pertumbuhan berdasarkan metode turbiditi tetapi
hasil pengujian dengan media agar menunjukkan hasil yang berbeda dimana
dalam media agar tidak terdapat koloni bakteri. Kondisi ini menunjukkan bahwa
warna dari tumbuhan memiliki pengaruh terhadap penyerapan multiskan FC pada
595 nm. Pemisahan disertai pengujian daya hambat pertumbuhan terhadap M.
smegmatis JCM6386ᵀ dilakukan. Hasil pemisahan menunjukkan terdapat empat
senyawa aktif yang diberi kode Cd-1, Cd-2, Cd-3 dan Cd-4. Data LCMS
menunjukkan berat molekul dari empat senyawa tersebut adalah 446, 506, 446
dan 460 g/mol, masing-masingnya.