Sintesis Nanopartikel Karbon (C-dot) dengan Metode Ablasi Laser untuk Aplikasi Bio-imaging
View/ Open
Date
2017Author
Jumardin
Maddu, Akhiruddin
Santoso, Koekoeh
Metadata
Show full item recordAbstract
Nanopartikel C-dot yang di sintesis dengan metode ablasi laser untuk
aplikasi bio-imaging menggunakan bahan dasar Teh. Sinar laser difokuskan pada
material karbon Teh dalam koloid dengan konsentrasi berat 0.02 gram dalam 6 ml
pelarut toluen (C7H8) untuk setiap sampel pada durasi yang berbeda. Fabrikasi
nanopartikel C-dot menggunakan panjang gelombang 1064 nm, lebar pulsa ±6 ns
dan tingkat energi 60 mJ dengan tipe alat Q Switch Nd YAG Laser Model Q Smart
850. Pola karakterisasi spektroskopi UV-Vis dan spektroskopi fluoremeter
menunjukkan adanya perbedaan serapan absorpsi pada puncak panjang
gelombang yang disebabkan oleh perbedaan durasi hasil ablasi laser (1, 2, 3) jam.
Hasil pengukuran absorbansi menunjukkan puncak serapan pada panjang
gelombng 306 nm (1 jam), 312 nm (2 jam) dan 320 nm (3 jam), sedangkan emisi
fluoresens menampilkan hasil 491 nm (1 jam), 495 nm (2 jam) dan 597 nm (3
jam). Puncak panjang gelombang serapan bergeser ke kanan (efek batokromik)
seiring dengan peningkatan durasi ablasi laser.
Karakterisasi morfologi dengan menggunakan TEM menunjukkan adanya
perbedaan distribusi ukuran berdasarkan kepada pengamatan gambar nanopartikel
C-dot yang terdeteksi. Distribusi pengamatan ukuran nanopartikel C-dot antara 6
nm hingga 12 nm. Hasil spektrum FTIR memperlihatkan adanya gugus fungsi
(CH2) pada pita serapan (1350-1450) cmˉ¹, (C=O) pada pita serapan (1600-1770)
cmˉ¹, (NH) pada pita serapan (3100-3400) cmˉ¹. Gugus (O-H) merupakan ikatan
hidroksil yang teridentifikasi pada rentang bilangan gelombang (3000-3600) cmˉ¹.
Identifikasi gugus fungsi tersebut menggunakan tabel dan grafik korelasi. Energi
celah (Bandgap) ditentukan berdasarkan ketebalan kuvet dan koefisien
absorbansi, yaitu perpotongan kurva linier dengan sumbu simetri (hv) dengan
metode Touc Plot. Hasil perhitungan energi celah pita adalah 3.42 eV, 3.20 eV
dan 2.84 eV untuk masing-masing sampel 1 jam, 2 jam dan 3 jam. Perubahan
durasi ablasi laser meyebabkan energi berkurang.
Hasil pelapisan (coating) permukaan nanopartikel C-dot sampel (3 jam)
dengan cara penguapan dan penambahan material PEG-400 memperlihatkan nilai
puncak panjang gelombang emisi fluoresens meningkat. Perubahan puncak
panjang gelombang emisi dari 497 nm menjadi 510 nm. Hal ini telah
mengindikasikan bahwa molekul-molekul PEG-400 yang terikat oleh senyawa
nanopartikel C-dot lebih kuat menyerap laser (405±10) nm sebagai sumber
cahaya. Sehingga absorpsi eksitasi dengan energi relaksasi 2.46 eV dan spektrum
emisi tertinggi yang bersesuain energi relaksasi 4.8 eV. Nilai pergeseran Stokes
berdasarkan perbedaan transisi absorpsi absorbansi dan emisi nanopartikel C-dot
adalah 2.34 eV. Pergeseran Stokes ini terjadi karena struktur relaksasi
nanopartikel C-dot pada ke adaan dasar (ground state) berbeda jika dibandingkan
dengan struktur relaksasi pada keadaan tereksitasi.
Analisis fluoresens untuk aplikasi Bio-imaging menunjukkan nilai
intensitas warna biru nanopartikel C-dot yang terinternalisasi pada organ mata dan
sirip ekor Zebrafish. Rata-rata intensitas nanopartikel C-dot pada organ mata
dengan titik injekesi (I) insang, (II) perut, (III) punggung dan (IV) pangkal ekor
adalah 2.26 %, 6.33 %, 2.09 % dan 0.0092 %. Sedangkan pada sirip ekor dengan
titik injeksi yang sama adalah 0.34 %, 2.83 %, 0.0037 % dan 0.17 %. Intensitas
tersebut pada aplikasi bio-imaging merupakan identifikasi pendaran warna biru
pada organ Zebrafish melalui pengamatan mikroskop laser konfokal. Rata-rata
intensitas pendaran nanopartikel C-dot terbesar ditunjukkan oleh titik injkesi perut
dan intensitas yang terendah pada titik injeksi paangkal ekor berdasarkan 15 slice
image konfokal.