Evaluasi Kemampuan Mikoriza untuk Meningkatkan Serapan P Tanaman Sorgum Menggunakan Teknik Isotop 32P
View/ Open
Date
2017Author
Nurrobifahmi
Anas, Iswandi
Setiadi, Yadi
Ishak
Metadata
Show full item recordAbstract
Mikoriza merupakan pupuk hayati yang mampu menghasilkan enzim
fosfatase dan mampu melepaskan P dari Fe2+, Al3+ dan Ca2+ sehingga fosfat dapat
diserap oleh tanaman. Tujuan penelitian ini adalah untuk meneliti pengaruh
kombinasi antara mikoriza dan berbagai sumber fosfat terhadap serapan P,
pertumbuhan tanaman sorgum serta untuk mendapatkan data kuantitatif kontribusi
P dari seluruh sumber P yang ada dalam percobaan ini. Kombinasi mikoriza
dengan fosfat alam dapat meningkatkan penyerapan P didalam tanah sehingga
pertumbuhan tanaman sorgum meningkat. Teknik isotop 32P digunakan untuk
mengetahui jumlah P berasal dari tanah, P yang disumbangkan oleh adanya
aktivitas dari mikoriza dan P berasal dari pupuk.
Penelitian ini dilakukan di rumah kaca Laboratorium Pemupukan dan
Nutrisi Tanaman Pusat Aplikasi Isotop dan Radiasi Badan Tenaga Nuklir
Nasional Jakarta. Penelitian dilakukan pada bulan Maret sampai April 2016.
Penelitian tentang pengaruh metode sterilisasi radiasi sinar Gamma dan autoklaf
terhadap bahan pembawa, viabilitas spora Gigaspora margarita dan kelarutan Fe,
Mn dan Zn menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL). Percobaan tersusun
dari 14 perlakuan dan setiap perlakuan diulang sebanyak 3 kali.
Penelitian evaluasi kemampuan mikoriza untuk meningkatkan serapan P tanaman
sorgum menggunakan teknik isotop 32P menggunakan Rancangan Acak Lengkap
(RAL) yang tersusun dari 10 perlakuan dan setiap perlakuan diulang sebanyak
3 kali.
Pengaruh metode sterilisasi radiasi sinar Gamma dan autoklaf terhadap
bahan pembawa, viabilitas spora Gigaspora margarita dan kelarutan Fe, Mn dan
Zn bertujuan untuk menguji jumlah mikrob, kelarutan Fe, Mn, Zn yang ada di
dalam bahan pembawa akibat dari pengaruh sterilisasi, menguji pengaruh metode
sterilisasi dan jenis bahan pembawa terhadap viabilitas spora Gigaspora
margarita. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bahan pembawa zeolit yang
disterilisasi menggunakan autoklaf, radiasi sinar Gamma dosis 40 dan
50 kGy membunuh semua mikrob sedangkan bahan pembawa kompos yang
disterilisasi dengan radiasi dosis 50 kGy lebih efektif dari sterilisasi autoklaf.
Metode sterilisasi radiasi sinar Gamma pada dosis 10-50 kGy dan sterilisasi
autoklaf selama 60 menit tidak berpengaruh terhadap viabilitas spora
Gigaspora margarita.
Metode sterilisasi autoklaf dan radiasi sinar Gamma pada zeolit dan tanah
tidak berpengaruh terhadap kelarutan Fe2+. Sterilisasi autoklaf pada kompos
menyebabkan penurunan kelarutan Fe2+, Mn2+, Zn2+. Sterilisasi radiasi sinar
Gamma dosis 50 kGy pada zeolit mampu meningkatkan kelarutan Mn2+ dan Zn2+.
Sterilisasi autoklaf pada tanah mampu meningkatkan kelarutan Mn2+ yaitu
326.66%. Sterilisasi autoklaf dan radiasi sinar Gamma pada tanah tidak
berpengaruh terhadap kelarutan Zn2+. Pengaruh teknik sterilisasi terhadap
viabilitas spora Gigaspora margarita menunjukkan bahwa pada inkubasi 1 bulan
proses sterilisasi dengan autoklaf untuk zeolit dapat mencapai viabilitas spora
5
Gigaspora margarita yaitu 46.95%, sedangkan untuk kompos viabilitas spora
tidak ada yang berkecambah. Hasil analisis menunjukkan pada inkubasi 3 bulan
proses sterilisasi radiasi pada zeolit menunjukkan tercapainya viabilitas spora
Gigaspora margarita tertinggi yaitu sebesar 45.81% pada dosis 10 kGy,
sedangkan pada kompos viabilitas sporanya tidak ada yang berkecambah.
Hasil penelitian menggunakan tanah Latosol Pasar Jumat menunjukkan
bahwa kombinasi mikoriza dengan fosfat alam Maroko memberikan hasil
tertinggi pada bobot biji sebesar 22.53 g tanaman-1, serapan P biji sebesar
71.56 mg tanaman-1, sumbangan P berasal dari perlakuan aktivitas mikoriza atau
sumber P (P-bdp) biji sebesar 24.71 mg tanaman-1. Kombinasi mikoriza dengan
fosfat alam Maroko meningkatkan bobot biji sebesar 28.74%; serapan P biji
sebesar 5.99%, sumbangan P berasal dari perlakuan aktivitas mikoriza atau
sumber P (P-bdp) P-bdp biji sebesar 31.50% atau sebesar 5.92 mg tanaman-1
dibandingkan dengan tanaman yang diberikan pupuk SP 36 saja dan
meningkatkan bobot biji sebesar 109.19%; serapan P biji sebesar 87.82%;
sumbangan P berasal dari perlakuan aktivitas mikoriza/sumber P (P-bdp) sebesar
11.76 mg tanaman-1 dibandingkan dengan tanaman kontrol.
Hasil penelitian menggunakan tanah Latosol Cikabayan menunjukkan
bahwa kombinasi mikoriza dengan fosfat alam Blora memberikan hasil tertinggi
pada bobot brangkasan sebesar 6.18 g tanaman-1, serapan P brangkasan sebesar
59.96 mg tanaman-1, sumbangan P berasal dari perlakuan aktivitas mikoriza atau
sumber P (P-bdp) biji sebesar 36.77 mg tanaman-1. Kombinasi mikoriza dengan
fosfat alam Blora memberikan peningkatan bobot brangkasan sebesar 77.58%,
serapan P brangkasan sebesar 136.43%, sumbangan P berasal dari perlakuan
aktivitas mikoriza/sumber P (P-bdp) sebesar 216.2% atau sebesar
25.14 mg tanaman-1 dibandingkan dengan tanaman yang menggunakan pupuk
SP 36 saja dan meningkatkan bobot brangkasan sebesar 2372%, serapan P
brangkasan sebesar 2484.48% dan sumbangan P berasal dari perlakuan aktivitas
mikoriza/sumber P (P-bdp) sebesar 36.77 mg tanaman-1 dibandingkan dengan
tanaman kontrol.
Persentase derajat kolonisasi akar pada tanah Latosol Pasar Jumat
menunjukkan bahwa rata-rata perlakuan kontrol, mikoriza tanpa fosfat sampai
mikoriza dan pupuk SP 36 memiliki kriteria persentase kolonisasi akar kategori
rendah sampai tinggi. Demikian pula halnya dengan persentase derajat kolonisasi
akar pada tanah Latosol Cikabayan yang menunjukkan kondisi yang sama.
Meskipun demikian, pemberian mikoriza mampu meningkatkan efisiensi
penggunaan fosfat alam dan SP 36. Dalam percobaan ini juga ditunjukkan bahwa
teknik isotop 32P mampu menjelaskan secara rinci kontribusi P dari berbagai
sumber selain tanah secara kuantitatif.
Collections
- MT - Agriculture [3682]