Pengembangan Model Jaringan Syaraf Tiruan untuk Menduga Fluks Gas Metana (CH4) dari Lahan Sawah
Abstract
Sektor pertanian merupakan sektor ke-4 penghasil gas metana terbesar di
dunia. Model prediksi dibutuhkan untuk menentukan fluks gas metana (CH4),
serta dalam upaya optimasi budidaya padi dengan fluks gas CH4 yang rendah, dan
dengan waktu yang singkat tanpa melakukan metode yang rumit. Tujuan
penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi hubungan antara kondisi lingkungan
mikro dengan rezim air tergenang (RT), rezim air basah (RB), dan rezim air
kering (RK) terhadap fluks gas CH4, serta mengembangkan dan melakukan
validasi model prediksi fluks gas CH4 dengan sistem jaringan syaraf tiruan. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa total fluks gas CH4 sebesar 2,482.09
mg/m2/musim tanam untuk RT, 1,976.69 mg/m2/musim tanam untuk RB, dan
1,373.43 mg/m2/musim tanam untuk RK. Pola irigasi berbanding lurus dengan
parameter suhu, pH, kelembaban dan daya hantar listrik, tetapi berbanding
terbalik dengan potensial redoks tanah. Dari model JST yang dikembangkan lalu
dilakukan validasi dan diperoleh nilai koefisien determinasi (R2) yang mendekati
1, yaitu sebesar 0.99, 0.97, dan 0.99 secara berurutan untuk budidaya padi dengan
sistem RT, RB, dan RK, sehingga model JST tervalidasi dan dapat
diimplementasikan.