Penerapan Sistem Informasi Geografis Dalam Pemetaan Dan Analisis Kawasan Rawan Longsor Di Kecamatan Nanggung, Kabupaten Bogor, Jawa Barat
Abstract
Laju perubahan lahan yang tinggi akan mengganggu kestabilan lereng dan memicu kejadian longsor. Faktor curah hujan, jenis batuan, penggunaan lahan, jenis tanah, kemiringan lahan, dan zona geologi aktif akan memicu terjadinya longsor dalam skala kecil, menengah, dan tinggi. Kecamatan Nanggung merupakan kawasan dengan intensitas kejadian longsor yang tinggi selama lima tahun terakhir. Tujuan dari penelitian ini adalah mengidentifikasi faktor yang berpengaruh terhadap peluang terjadinya longsor, zonasi wilayah berdasarkan tingkat kerawanan longsor, serta menganalisis hubungan antara faktor mekanika tanah dengan tingkat kerawanan. Analisis spasial dilakukan dengan sistem informasi geografis (SIG) dan menggunakan metode overlay dan scoring (pembobotan). Berdasarkan sebaran spasial, faktor curah hujan, jenis batuan, kemiringan lahan, dan penggunaan lahan merupakan faktor dominan yang dapat memicu kejadian longsor dengan peluang yang tinggi. Distribusi spasial untuk kawasan dengan tingkat kerawanan rendah adalah 655.51 ha (4.1 %), tingkat kerawanan menengah 10312.26 ha (64.42%), dan tingkat kerawanan tinggi 5037.91 ha (31.47%). Desa Malasari dan Desa Bantar Karet memiliki peluang terbesar untuk terjadinya longsor skala menengah hingga tinggi. Berdasarkan hasil pemodelan lereng, nilai faktor keamanan (Fk) untuk kawasan dengan tingkat kerawanan rendah sebesar 2.715, tingkat kerawanan menengah sebesar 1.935, dan tingkat kerawanan tinggi sebesar 1.231 dan 1.473.