Ekspresi Protein Tanaman Kelapa Sawit (Elaeis Guineensis Jacq.) Yang Terinfeksi Ganoderma Boninense Pat. Pada Fase Pembibitan
View/ Open
Date
2017Author
Rohman, Randi Abdur
Bintang, Maria
Toruanmathius, Nurita
Metadata
Show full item recordAbstract
Busuk pangkal batang (BPB) adalah penyakit pada tanaman kelapa sawit
akibat terserang fungi patogen Ganoderma boninense dan merupakan penyakit
paling penting pada perkebunan kelapa sawit di Asia Tenggara. BPB dapat
membunuh lebih dari 80% tegakan tanaman kelapa sawit yang memiliki setengah
masa hidup ekonominya. Sistem pertahanan tanaman terhadap serangan patogen
dengan mengaktifkan respon pertahanan dari berbagai komponen. Respon tersebut
termasuk induksi gen terkait pathogenesis-related (PR) proteins, seperti
glukanase dan kitinase, produksi metabolit sekunder atau penguatan dinding sel.
Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan isolat G. boninense yang
memiliki tingkat virulensi tertinggi secara in vitro berdasarkan aktivitas enzim
ekstraseluler dan menetapkan respon tanaman kelapa sawit moderat tahan dan
tidak tahan G. boninense berdasarkan aktivitas enzim peroksidase (PO), kitinase,
β-1,3-glukanase, fenilalaninamonia liase (PAL), dan polifenol oksidase (PPO).
Tahap pertama penelitian, yaitu karakterisasi setiap kultur G. boninesne, analisis
aktivitas enzim ekstraseluler G boninense. Tahap kedua, yaitu penanaman
tanaman kelapa sawit moderat tahan dan tidak tahan G. boninense, perlakuan
tidak dan dengan infeksi G. boninense yang memiliki tingkat virulensi tertinggi,
pengamatan gejala BPB, dan analisis aktivitas enzim tanaman kelapa sawit.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa setiap isolat G. boninense memiliki
karakteristik kultur yang berbeda. Isolat G8 memiliki waktu fase eksponensial
tercepat. Isolat G2 memiliki tingkat virulensi tertinggi berdasarkan aktivitas enzim
ekstraseluler secara in vitro. Korelasi negatif ditunjukkan antara pertumbuhan dan
virulensi pada isolat G2. Persentase serangan G. boninense terhadap tanaman
kelapa sawit memiliki kecenderungan yang semakin tinggi seiring dengan
lamanya waktu perlakuan. Progeni moderat tahan (R1 dan R2) memiliki
persentase serangan yang lebih rendah dari progeni tidak tahan (S).
Analisis aktivitas enzim pada tanaman kelapa sawit menunjukkan bahwa
aktivitas PO dan PPO lebih tinggi pada progeni moderat tahan pada bulan ke-1
setelah perlakuan. Enzim kitinase dan β-1,3-glukanase memiliki aktivitas yang
lebih tinggi pada progeni moderat tahan pada bulan ke-3 setelah perlakuan.
Aktivitas enzim PAL pada progeni moderat tahan lebih tinggi pada setiap bulan
pengamatan. Tanaman kelapa sawit moderat tahan memiliki sistem pertahanan
yang lebih baik berdasarkan aktivitas enzim PO, PPO, PAL, kitinase dan β-1,3-
glukanase. Enzim PPO dapat dijadikan sebagai kandidat penanda untuk
membedakan antara progeni moderat tahan dan tidak tahan terhadap infeksi G.
boninense berdasarkan analisis kelompok dan biplot.
.