Analisis Whole Genome Klebsiella: Gen Unik Yang Berasosiasi Dengan Isolat Dari Tempe Indonesia
View/ Open
Date
2017Author
Cesrany, Mahaldika
Suwanto, Antonius
Rusmana, Iman
Metadata
Show full item recordAbstract
Tempe merupakan pangan fermentasi kedelai tradisional yang banyak
dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia. Selama proses fermentasi, tidak hanya
kapang Rhizopus spp. yang mempunyai peran sebagai inokulum, bakteri juga
memainkan peranan penting dalam peningkatan pembentukan rasa dan kandungan
nutrisi. Salah satu bakteri yang berperan penting dalam peningkatan nutrisi adalah
Klebsiella pneumoniae, bakteri penghasil vitamin B12. Klebsiella pneumoniae
selama ini tersebar di lingkungan, berasosiasi dengan tanaman dan manusia, serta
dikenal sebagai isolat medis, yang menunjukkan adanya fenotip mukoid.
Klebsiella pneumoniae isolat medis biasanya berasosiasi dengan manusia dan
dapat menyebabkan infeksi penyakit pada manusia. Namun, Klebisella pada
tempe tidak menunjukkan adanya fenotipe mukoid. Secara genetik, K.
pneumoniae pada tempe berbeda grup dengan K. pneumoniae medis
menggunakan analisis Enterobacterial Repetitive Intergenic Consensus -
Polymerase Chain Reaction (ERIC-PCR). Untuk mendapatkan informasi lebih
dalam tentang genetika yang mendasari perbedaan ini, dilakukan sekuensing
whole genome dari isolat tempe, yaitu IIEMP-3 dan IWJB-6. Teknik
bioinformatika digunakan untuk menginterpretasikan gen virulensi dan gen unik
yang dapat membedakan Klebsiella pada tempe.
Data whole genome Klebsiella IIEMP-3 dianotasi menggunakan software
Rapid Annotation of Transfer Tool (RATT). Sementara, perakitan genom
Klebsiella IWJB-6 dan proses anotasi genom menggunakan integrative bacterial
genome analysis for Ion Torrent sequence data (IonGAP). Selanjutnya data whole
genome divisualisasi dengan software BLAST Ring Image Generator (BRIG).
Hasil visualisasi BRIG digunakan sebagai acuan untuk memilih gen unik yang
dapat digunakan dalam perancangan primer untuk membedakan spesies Klebsiella
pada tempe. Gen tersebut dirancang menjadi sebuah primer menggunakan primer3
(http://primer3plus.com/cgi-bin/dev/primer3plus.cgi). Pasangan primer yang
didapatkan kemudian diverifikasi dengan NetPrimer
(http://www.premierbiosoft.com/netprimer/) dan Primer-BLAST
(http://www.ncbi.nlm.nih.gov/tools/primer-blast/). Selain primer dari gen unik,
primer lain juga digunakan seperti cbiG, rmpA, dan 16S rRNA.
Hasil pensejajaran menunjukkan bahwa gen virulensi, yaitu gen rmpA,
tidak terdapat pada isolat IIEMP-3 dan IWJB-6. Hal ini menunjukkan bahwa
Klebsiella pada tempe berbeda dengan isolat medis. Hasil tersebut diperkuat
dengan visualisasi menggunakan BRIG dengan referensi K. pneumoniae subsp.
pneumoniae NTUH-K2044 (GeneBank dengan nomor akses AP006725) dan K.
variicola At-22 (GeneBank dengan nomor akses CP001891). Profil BRIG
menunjukan bahwa magA, rmpA, irp1, dan irp2 tidak terdapat pada isolat IIEMP-
3, IWJB-6, dan K. variicola At-22. Selain itu, virB1-11 yang mengkodekan sistem
sekresi tipe IV (T4SS) tidak terdapat pada isolat IIEMP-3, IWJB-6, dan K.
variicola At-22. Berdasarkan hasil Polymerase Chain Reaction (PCR), semua
sampel DNA dari tempe Jakarta, Bogor, Jawa Tengah, Jogjakarta, Jawa Timur,
Sulawesi, Kalimantan, IIEMP-3, dan IWJB-6 tidak mempunyai gen rmpA ketika
dibandingkan dengan isolat K. pneumoniae FK sebagai kontrol positif untuk isolat
virulen. Hasil pensejajaran juga menunjukkan bahwa protein resisten multidrug
terdapat pada isolat IIEMP-3 dan IWJB-6. Protein resistensi multidrug diduga
salah satu bentuk pertahanan untuk sejumlah antibakteri yang disekresikan oleh
Rhizopus spp.
Selain gen virulensi, analisis bioinformatika menunjukkan bahwa gen
cbiG ditemukan di semua spesies Klebsiella pada penelitian ini, yaitu K.
pneumoniae subsp. pneumoniae NTUH-K2044, K. variicola At-22, Klebsiella
IIEMP-3 dan IWJB-6. Semua DNA yang berasal dari tempe dan oncom
mempunyai gen cbiG sama seperti pada isolat IIEMP-3 dan IWJB-6. Namun
hanya tempe MWR yang tidak menunjukkan keberadaan gen cbiG. Tidak adanya
gen cbiG diduga tidak adanya Klebsiella atau vitamin B12 pada tempe ini.
Analisis BRIG menggunakan K. variicola At-22 sebagai referensi menunjukan
bahwa gen sdsA terdapat pada K. variicola At-22, namun gen tersebut tidak
ditemukan pada isolat IIEMP-3, IWJB-6, dan sembilan sampel tempe.
Penelitian ini membuktikan bahwa bakteri terlibat dalam fermentasi tempe
dan oncom yang dibuktikan melalui keberadaan 16S rRNA. Berdasarkan gen cbiG,
salah satu bakteri yang terlibat dalam fermentasi tempe dan oncom adalah
Klebsiella. Klebsiella pada tempe tidak berbahaya bagi manusia karena tidak
adanya gen rmpA, yaitu gen virulensi yang dimiliki oleh K. pneumoniae isolate
medis. Klebsiella pada tempe, yaitu isolat IIEMP-3 dan IWJB-6, melalui analisis
bioinformatika hampir menyerupai K. variicola At-22, namun yang membedakan
K. variicola At-22 dengan isolat IIEMP-3 dan IWJB-6 adalah keberadaan gen
sdsA. Gen sdsA ditemukan pada sepuluh sampel tempe dan oncom, yang
menunjukkan bahwa sepuluh sampel tempe dan oncom tersebut sama seperti
referensi, yaitu K. variicola At-22. Namun, sembilan sampel tempe dan isolat
IIEMP-3 serta IWJB-6 tidak memiliki gen sdsA, yang mengindikasikan Klebsiella
pada sampel tempe ini serta isolat IIEMP-3 dan IWJB-6 adalah subspesies
berbeda, dan diusulkan sebagai K. variicola subsp. tempehensis.