Evaluasi Tata Kelola Infrastruktur Teknologi Informasi Ipb Dengan Framework Cobit 5 Dan Itil V3 2011
View/ Open
Date
2017Author
Fryonanda, Harfebi
Sukoco, Heru
Nurhadryani, Yani
Metadata
Show full item recordAbstract
Penerapan Teknologi Informasi (TI) dapat mempengaruhi kinerja suatu
organisasi. Institut Pertanian Bogor (IPB) merupakan salah satu organisasi
pendidikan tinggi. IPB diharapkan dapat menyediakan informasi yang cepat dan
akurat dalam pengambilan keputusan, selain itu juga diharapkan dapat beradaptasi
dengan perubahan yang terjadi. Informasi yang cepat dan akurat tidak akan terlepas
dari layanan TI. IPB memiliki komitmen tinggi terhadap implementasi layanan TI,
hal tersebut dibuktikan dengan adanya 36 aplikasi yang telah berjalan. Sistem
aplikasi IPB dikelola dan dikembangkan oleh Direktorat Sistem Informasi dan
Integrasi Data (DIDSI). Layanan TI yang banyak dan tujuan yang beragam akan
membutuhkan suatu evaluasi terhadap layanan itu sendiri. Evaluasi tersebut akan
memberikan masukan, kajian dan pertimbangan dalam menentukan apakah
kegiatan atau program layak untuk diteruskan atau dihentikan.
Kualitas layanan TI sangat dipengaruhi oleh infrastruktur TI. Infrastruktur
TI merupakan pondasi dari semua sistem informasi maupun aplikasi, sehingga
tanpa adanya infrastruktur, layanan TI tidak akan dapat berjalan dengan semestinya.
Selain itu, kualitas layanan juga dipengaruhi oleh tata kelola TI yang diterapkan
organisasi. Layanan TI yang tidak melakukan tata kelola yang baik dapat
menimbulkan permasalahan seperti: biaya operasional yang sulit untuk diprediksi,
penggunaan aset yang kurang optimal, pengambilan keputusan yang kurang tepat,
layanan yang tidak terkontrol, dan permasalahan lainnya yang mungkin akan
terjadi. Tata kelola TI membutuhkan suatu framework sebagai standar dan panduan
untuk mengelola layanan TI. Framework tata kelola TI sudah banyak tersedia, baik
standar berbasis nasional maupun berbasis internasional. Salah satu framework
yang dapat digunakan untuk melakukan tata kelola TI adalah COBIT dan ITIL.
COBIT menyediakan standar untuk mengelola dan mengontrol layanan TI untuk
mencapai tujuan organisasi. ITIL merupakan suatu framework yang berisi praktekpraktek
mengenai IT service management. COBIT dan ITIL dapat dijadikan sebagai
IT management framework, sehingga akan melengkapi satu sama lain.
Penelitian evaluasi tata kelola infrasktur ini dilakukan untuk meningkatkan
layanan TI IPB. Evaluasi dilakukan dengan mengukur tingkat kematangan tata
kelola TI. Pengukuran menggunakan framework COBIT 5 sebagai tools untuk
melakukan pengukuran tingkat kematangan. COBIT 5 menyediakan 36 proses dari
5 domain. Pemilihan proses terkait infrastruktur TI mengacu pada penelitian
sebelumnya dan IT related-goal pada COBIT 5. COBIT 5 memiliki 17 IT relatedgoal,
namun pada penelitian ini dipilih IT related-goal yang relevan dengan
infrastruktur TI. IT related-goal yang didapatkan yaitu: (1) Keamanan informasi,
pengelolaan infrastruktur, dan aplikasi; (2) Optimasi aset TI, sumberdaya dan
kemampuan. Kemudian dari IT related goal tersebut menyediakan 13 proses terkait
infrastruktur TI, masing-masing proses tersebut yaitu: (a) Menjamin optimasi
sumberdaya; (b) Mengelola kerangka kerja manajemen TI; (c) Mengelola
sumberdaya; (d) Mengelola resiko; (e) Mengelola Keamanan; (f) Mengelola
ketersediaan dan kapasitas; (g) Mengelola perubahan; (h) Mengelola aset; (i)
Mengelola konfigurasi; (j) Mengelola operasional; (k) Mengelola masalah; (l)
Mengelola layanan keamanan; (m) Memantau, mengevaluasi, menilai kinerja dan
kesesuaian. Proses tersebut diukur menggunakan Process Assessment Model
(PAM). PAM terdiri dari 6 level yaitu: (a) Level 0 – Incomplete, (b) Level 1 –
Performed, (c) Level 2 – Managed, (d) Level 3 – Established, (e) Level 4 –
Predictable, (f) Level 5 - Optimizing.
Infrastruktur akan menentukan tingkat kepuasan pengguna, oleh karena itu
pada penelitian ini dilakukan analisis kepuasan pengguna terhadap layanan TI.
Pengukuran dilakukan dengan menggunakan pendekatan SERVQUAL model,
importance performance analysis, dan quadrant analysis. Faktor pengukuran
berdasarkan pada faktor SERVQUAL yaitu: bukti fisik, keandalan, daya tanggap,
dan jaminan. Responden pada tahap ini adalah pengguna layanan TI yang terdiri
dari dosen dan mahasiswa. Responden terdiri dari 100 responden yang terdiri dari
5 dosen dan 95 mahasiswa.
Hasil tingkat kematangan dari pengukuran 13 proses COBIT 5 didapatkan
2 proses berada di level 0, 8 proses di level 1, dan 3 proses di level 2. Proses yang
berada di level 0 yaitu: proses optimasi sumberdaya dan pengelolaan resiko, di
mana proses tersebut masih memiliki sedikit bukti terkait pencapaian tujuan proses.
Proses yang berada di level 1 yaitu: proses pengelolaan kerangka kerja, pengelolaan
ketersediaan dan kapasitas, pengelolaan perubahan, pengelolaan aset, pengelolaan
konfigurasi, pengelolaan masalah, pengelolaan layanan keamanan, dan proses
kontrol, penilaian, dan evaluasi kinerja. Kemudian proses yang berada di level 2
yaitu: proses pengelolaan sumberdaya, pengelolaan keamanan, dan proses
pengelolaan operasional. Analisis kepuasan pengguna didapatkan 3 kriteria berada
pada kuadran A. Kuadran A merupakan atribut yang diprioritaskan untuk dilakukan
perbaikan karena, kriteria ini memiliki harapan yang tinggi dengan kinerja rendah.
Kemudian pada kuadran B terdapat 2 kriteria. Kuadran ini merupakan kriteria yang
harus dipertahankan. Kuadran C terdapat 2 kriteria, kuadran ini merupakan kriteria
yang memiliki harapan dan kinerja rendah. Kuadran D terdapat 4 kriteria, kuadran
memiliki kinerja tinggi dengan harapan rendah. Hasil pengukuran kematangan
tatakelola infrastruktur dan kepuasan pengguna berada di bawah harapan
stakeholder, sehingga perlunya dilakukan perbaikan. Penelitian ini kemudian
menyusun rekomendasi strategi berdasarkan ITIL dengan menggunakan
pendekatan SWOT. Rekomendasi ini bertujuan untuk meningkatkan tingkat
kematangan tatakelola infrastruktur TI dan kepuasan pengguna.