Rekayasa Genetik Tanaman Kentang (Solanum Tuberosum L.) Kultivar Jala Ipam Dengan Gen C-Lisozim
View/ Open
Date
2017Author
Senjaya, Seni Kurnia
Suharsono
Supena, Ence Darmo Jaya
Metadata
Show full item recordAbstract
Kentang (Solanum tuberosum L.) merupakan salah satu tanaman pangan utama dan merupakan nomor empat terbesar di dunia setelah gandum, padi dan jagung. Tanaman kentang kultivar Jala Ipam sangat cocok digunakan sebagai french fries dan bahan industri kentang lainnya. Budidaya kentang kultivar Jala Ipam di Indonesia dihadapkan pada berbagai kendala diantaranya adalah penyakit bakteri. Salah satu upaya untuk meningkatkan ketahanan tanaman kentang terhadap serangan penyakit bakteri adalah dengan rekayasa genetika. Lisozim merupakan enzim yang memiliki aktivitas anti bakterisidal, sehingga ekspresi berlebih gen penyandi lisozim tipe C (c-lisozim) pada tanaman kentang kultivar Jala Ipam memiliki potensi untuk meningkatkan ketahanan tanaman kentang kultivar Jala Ipam terhadap penyakit bakteri.
Vektor ekspresi gen c-lisozim telah dikonstruksi menggunakan sistem pengklonan TA pada vektor pCXSN. Vektor rekombinan dengan orientasi sense (pCXSN-Lys(+)) telah berhasil diintroduksikan ke dalam Agrobacterium tumefaciens strain LBA4404 menggunakan konjugasi dengan teknik triparental mating. Agrobacterium tumefaciens strain LBA4404 yang mengandung vektor biner pCXSN-Lys(+) digunakan untuk mengintroduksikan gen c-lisozim ke dalam genom tanaman kentang kultivar Jala Ipam. Transformasi berhasil dilakukan menggunakan metode kokultivasi terhadap 180 eksplan ruas batang. Eksplan berhasil dikaluskan dan diregenerasikan pada media yang mengandung kombinasi hormon IAA 1 mg/l, trans-zeatin 3 mg/l dan GA3 0.5 mg/l. Pada penelitian ini efisiensi transformasi dan efisiensi regenerasi masing-masing adalah sebesar 24.9% dan 100%.
Analisis PCR terhadap tiga tanaman transgenik putatif dengan primer LyspENTR2-F dan OligoNosT-R menunjukkan ketiga tanaman tersebut mengandung DNA berukuran 667 pb. Hal ini menunjukkan bahwa gen c-lisozim telah reintegrasi di dalam genom tanaman kentang kultivar Jala Ipam transgenik. Analisis resistensi terhadap bakteri Pectobacterium carotovorum subsp. carotovorum menunjukkan bahwa tiga tanaman transgenik yaitu JCL1, JCL2 dan JCL3 lebih resisten daripada tanaman non transgenik. Sementara analisis resistensi terhadap bakteri Ralstonia solanacearum menunjukkan bahwa dua tanaman transgenik yaitu JCL1 dan JCL2 lebih resisten daripada tanaman non transgenik. Analisis ekspresi menunjukkan bahwa ekspresi relatif gen c-lisozim pada galur JCL1 2.7 kali lebih tinggi dibandingkan tanaman non transgenik. Hal ini menguatkan dugaan bahwa peningkatan ketahanan tanaman terhadap infeksi oleh Pectobacterium carotovorum subsp. carotovorum dan Ralstonia solanacearum disebabkan oleh ekspresi berlebih gen c-lisozim.