Aplikasi Pemupukan Kalium Dan Zat Pengatur Tumbuh Terhadap Pertumbuhan Dan Produktivitas Ubi Jalar Ungu
View/ Open
Date
2017Author
Sulistyowati, Desty Dwi
Suwarto
Purnamawati, Heni
Metadata
Show full item recordAbstract
Ubi jalar merupakan sumber karbohidrat yang dimanfaatkan sebagai bahan
pangan, pakan, dan bahan baku industri. Pengembangan ubi jalar ini merupakan
upaya penyediaan pangan sehat yang lebih murah dan mudah diperoleh oleh
masyarakat. Semakin meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap kesehatan,
permintaan ubi jalar berdaging umbi ungu meningkat. Hal ini berkaitan dengan
keberadaan antosianin pada umbi berdaging ungu yang memiliki fungsi
kesehatan.
Permintaan terhadap ubi jalar kaya antosianin untuk bahan baku industri
pangan saat ini semakin tinggi maka perlu dilakukan peningkatan hasil ubi jalar.
Fokus akhir dalam budidaya tanaman ubi jalar adalah untuk mendapatkan umbi
layak jual yang banyak, berukuran besar, dan sehat. Terdapat beberapa kendala
untuk mendapatkan hasil umbi yang layak jual. Salah satu faktor internal yang
mengakibatkan produktivitas belum optimal adalah penerapan teknologi budidaya
yang belum teradopsi dengan baik antara lain penggunaan varietas berdaya hasil
tinggi, pemupukan, dan aplikasi zat pengatur tumbuh. Penelitian ini bertujuan
untuk mempelajari pengaruh pupuk kalium dan zat pengatur tumbuh terhadap
pertumbuhan dan produktivitas tiga klon ubi jalar ungu.
Penelitian ini menggunakan rancangan petak petak terpisah tiga faktor dan
tiga ulangan. Faktor pertama sebagai anak-anak petak adalah pemberian zpt terdiri
atas dua taraf, yaitu tanpa perlakuan (S0) dan (S1) konsentrasi 2 cc l-1 air (2 000)
ppm. Faktor kedua sebagai anak petak adalah pemberian pupuk KCl terdiri dari
tiga taraf, yaitu: (P1) 60 kg ha-1 K2O, (P2) 120 kg ha-1 K2O, dan (P3) 160 kg ha-1
K2O. Faktor ketiga sebagai petak utama adalah klon ubi jalar yaitu: klon (K1)
Ayamurasaki, (K2) RIS 03063-05, dan (K3) MSU 03028-10.
Klon Ayamurasaki dan MSU 03028-10 memiliki komponen hasil panen
umbi terbaik, yaitu pada umbi total, umbi sehat, umbi layak jual, umbi tidak layak
jual, dan umbi kecil. Klon MSU 03028-10 memiliki batang terpanjang dan jumlah
daun terbanyak. Peningkatan dosis pupuk K2O dari 60 kg ha-1 sampai 180 kg ha-1
dan pemberian zat pengatur tumbuh 2 000 ppm yang diaplikasikan pada 4 MST
(fase pertumbuhan vegetatif), 8 MST (fase inisiasi umbi), dan 12 MST (fase
pengisian umbi) belum mampu meningkatkan pertumbuhan dan komponen hasil
umbi. Interaksi antara dua dan tiga faktor perlakuan juga belum mampu
meningkatkan pertumbuhan vegetatif dan komponen hasil panen umbi. Temuan
penelitian ini mengindikasikan bahwa klon MSU 03028-10 menghasilkan
pertumbuhan dan produktivitas terbaik dari klon lainnya.