Potensi Senyawa Asam Lemak Rantai Pendek Sebagai Aktivator Langsung Ampk Secara In Silico Untuk Terapi Sindrom Metabolik.
View/ Open
Date
2016Author
Ferdian, Pamungkas Rizki
Ambarsari, Laksmi
Sumaryada, Tony Ibnu
Metadata
Show full item recordAbstract
Sindrom metabolik saat ini menjadi salah satu masalah kesehatan dunia.
Beberapa kelainan yang tergolong sebagai sindrom metabolik adalah obesitas,
hipertensi, penyakit jantung koroner, dan diabetes mellitus. Sekitar 497 juta
penduduk dunia tercatat menderita obesitas pada tahun 2013 dan 9.91 juta
diantaranya adalah penduduk Indonesia. Selain itu, diabetes mellitus juga tercatat
menduduki peringkat ke-17 penyebab kematian dunia dan telah dilaporkan
mengakibatkan kematian sekitar 1.3 juta penduduk dunia pada tahun 2013. Di
tahun yang sama, penyakit ini bahkan menduduki peringkat ke-7 penyebab
kematian terbanyak di Indonesia. Berbagai penelitian untuk mengatasi sindrom
metabolik telah banyak dilakukan, salah satunya dengan pendekatan aktivasi
AMPK (adenosine monophosphate activated protein kinase). AMPK adalah
enzim regulator metabolisme energi yang bekerja dengan cara menghambat jalur
anabolisme dan menstimulus jalur katabolisme.
Peran regulasi AMPK dipercaya dapat memperbaiki metabolisme energi
pada penderita sindrom metabolik. Asam lemak rantai pendek (short chain fatty
acids/SCFA) diketahui dapat mengaktivasi AMPK, namun mekanismenya masih
belum jelas sampai saat ini. SCFA merupakan matabolit alami yang dihasilkan
oleh mikroflora kolon (probiotik) dari proses fermentasi serat pangan atau
prebiotik. Senyawa yang tergolong dalam SCFA antara lain asam asetat, asam
propionat, dan asam butirat. Mekanisme aktivasi AMPK oleh SCFA yang telah
diajukan adalah melalui persinyalan GPCR (G-protein coupled receptors) jenis
Gpr41 dan Gpr43. Saat ini, belum banyak informasi ilmiah yang menjelaskan
interaksi langsung antara AMPK dan SCFA. Penelitian ini bertujuan untuk
melihat interaksi molekuler AMPK dengan SCFA secara in silico.
Penelitian penambatan molekuler in silico menggunakan AMPK (kode
2Y8L) sebagai reseptor dan SCFA (asam asetat, asam propionat, dan asam
butirat) sebagai ligan. Ligan pembanding yang digunakan adalah AMP (aktivator
alami) dan ATP (inhibitor alami). Ligan ADP 1327 dan 1328 yang terkompleks
pada struktur kristal AMPK 2Y8L dijadikan sebagai acuan daerah penambatan
secara 3D. Penambatan molekul dilakukan secara terarah dengan volume
penambatan 40x40x40 untuk reseptor CBS 1 dan CBS 3, dan pusat penambatan
X= 1.674; Y= -4.404; Z= -48.137 untuk reseptor CBS 1 dan X= -3.468; Y= -
9.143; Z= -33.246 untuk reseptor CBS 3. Semua ligan SCFA berhasil tertambat
pada reseptor CBS 1 dan CBS 3 dengan nilai ΔG negatif serta memiliki kemiripan
interaksi residu lebih besar terhadap penambatan AMP dibandingkan dengan ATP.
Asam butirat memiliki hasil analisis ADMET dan penambatan terbaik
dibandingkan ligan SCFA lainnya. Semua ligan SCFA diprediksi mampu
mengaktivasi AMPK secara allosterik melalui pengikatan langsung pada subunit γ.