Penghambatan Pertumbuhan Pyricularia Oryzae Oleh Aktinomiset Filosfer Padi Penghasil Kitinase
View/ Open
Date
2016Author
Glesiandra, Charisa
Wahyudi, Aris Tri
Meryandini, Anja
Metadata
Show full item recordAbstract
Blas adalah penyakit padi yang disebabkan oleh cendawan Pyricularia oryzae. Penyakit ini dapat menyerang pada seluruh fase pertumbuhan tanaman padi dan mampu menurunkan produksi hingga 70%. Penanggulangan penyakit blas menggunakan senyawa kimia pestisida dapat berakibat buruk terhadap lingkungan dan manusia yang mengkonsumsinya serta dapat menimbulkan resistensi patogen terhadap senyawa kimia tersebut oleh karena itu penelitian mengenai mikrob filosfer padi khususnya aktinomiset penghasil kitinase sebagai agens biokontrol penyakit blas perlu untuk dilakukan. Penelitian ini bertujuan mengisolasi dan melakukan penapisan aktinomiset filosfer padi yang memiliki aktivitas antagonistik terhadap P. oryzae secara in vitro, menguji aktivitas enzim kitinase isolat aktinomiset terpilih secara kualitatif dan kuantitatif, dan melakukan analisis pada sekuen gen penyandinya.
Pengambilan sampel daun padi dari tanaman padi sehat dilakukan di tiga lahan persawahan padi yang terserang penyakit blas, yaitu lahan persawahan padi Situgede, Sukabumi dan Jasinga (Jawa Barat, Indonesia). Pengambilan sampel dilakukan pada tanaman padi yang berusia 30 hingga 60 hari setelah tanam. Bagian daun padi yang tidak terendam air kira-kira 10 cm dari permukaan air dipotong secara aseptik. Sampel kemudian dibawa ke Laboratorium Mikrobiologi Institut Pertanian Bogor untuk dilakukan proses isolasi aktinomiset filosfer padi dengan menggunakan teknik pencucian dan media Humid acid vitamin.
Sepuluh isolat aktinomiset potensial dipilih berdasarkan hasil penapisan antagonistik terhadap P. oryzae dan nilai indeks kitinolitik dari 57 isolat aktinomiset filosfer yang telah berhasil diisolasi dari lahan persawahan padi di Situgede, Sukabumi dan Jasinga. Pengujian kuantitatif kitinase dilakukan terhadap sepuluh isolat terpilih dan memberikan hasil yang beragam. Isolat STG 10, JSN 3.1 dan STG 24 memiliki aktivitas kitinase tertinggi, yaitu 14.898 ± 0.048 (U/mg), 13.117 ± 0.048 (U/mg) dan 12.534 ± 0.193 (U/mg) yang diperoleh pada hari ke-8 waktu inkubasi. Supernatan isolat STG 10, JSN 3.1 dan STG 24 dapat menghambat pertumbuhan P. oryzae pada medium PDA dengan persen penghambatan 56.48%, 72.15% dan 65.97% dibandingkan dengan perlakuan kontrol. Gen kitinase famili 19 digunakan sebagai gen penanda untuk mengevaluasi aktivitas antifungi dari kitinase yang dihasilkan oleh isolat terpilih. Hasil analisis menggunakan program BLAST.X membagi 10 isolat terpilih menjadi 2 gen kitinase, yaitu 6 isolat kitinase A dan 4 isolat kitinase C. Aktivitas antifungi kitinase C famili 19 dari S. griseus HUT 6037 telah dibuktikan dan dapat menghambat pertumbuhan hifa beberapa cendawan patogen. Isolat JSN 3.1, STG 24 dan STG 23 dengan hasil penapisan antagonistik terhadap P. oryzae, uji enzim dan uji penghambatan pertumbuhan P. oryzae yang relatif tinggi memiliki nilai similaritas 83 - 90% terhadap gen kitinase C S. griseus HUT 6037 dan S. globisporus.