Respon Fisiologi Dan Morfologi Tanaman Terung (Solanum Melongena) Terhadap Cekaman Suhu Tinggi
Abstract
Terung (Solanum melongena) merupakan salah satu tanaman sayuran
penting dari famili Solanaceae yang telah lama dikenal oleh masyarakat Indonesia
sebagai bahan pangan yang enak dan menyehatkan, serta memiliki nilai ekspor
yang tinggi. Kondisi suhu udara yang kian meningkat akhir-akhir ini dapat
mempengaruhi produktivitas tanaman terung. Cekaman suhu tinggi sering
didefinisikan ketika terjadi kenaikan suhu di luar batas selama jangka waktu yang
cukup untuk menyebabkan terganggunya pertumbuhan dan perkembangan
tanaman yang tidak dapat balik. Namun, informasi mengenai toleransi tanaman
terung terhadap cekaman suhu tinggi belum tersedia di Indonesia. Penelitian ini
bertujuan untuk mempelajari respon fisiologi dan morfologi beberapa genotipe
tanaman terung terhadap cekaman suhu tinggi. Hasil penelitian ini diharapkan
dapat dijadikan informasi dasar dalam pengelolaan dan pemuliaan varietas unggul
terung yang toleran cekaman suhu tinggi namun tetap berproduksi optimal.
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret 2014 sampai dengan Agustus
2015. Sebanyak 6 genotipe terung (002, 007, 053, 069, 080, dan 081) hasil koleksi
PKHT (Pusat Kajian Hortikultura Tanaman) yang berasal dari seluruh Indonesia.
Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) Faktorial dengan 3
ulangan. Faktor pertama adalah 6 genotipe terung (002, 007, 053, 069, 080, dan
081) dan faktor kedua adalah perlakuan suhu dengan 2 taraf yaitu: suhu sesuai
dengan kondisi lapang (25.9 °C) dan suhu tinggi di dalam rumah kaca (35.2 °C ).
Sejumlah 16 peubah fisiologi, pertumbuhan, dan komponen produksi diamati
dalam penelitian ini. Pengukuran peubah fisiologis meliputi konduktansi stomata,
laju transpirasi, kelembaban sel daun, kandungan H2O sel daun, kandungan
klorofil daun yang dicerminkan dengan tingkat kehijauan daun, kandungan CO2
interseluler, dan laju fotosintesis. Pengukuran peubah pertumbuhan meliputi
tinggi tanaman, jumlah daun, dan jumlah cabang, sedangkan peubah produksi
meliputi jumlah bunga, viabilitas polen, jumlah buah, panjang buah, dan bobot
buah per tanaman.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa cekaman suhu tinggi menurunkan
konduktansi stomata, laju transpirasi, kelembaban sel daun, kandungan H2O sel
daun, kandungan klorofil daun, kandungan CO2 interseluler daun, dan laju
fotosintesis. Suhu tinggi juga menurunkan tinggi tanaman, jumlah daun, dan
jumlah cabang, sehingga menurunkan jumlah bunga, viabilitas polen, jumlah
buah, panjang buah, dan bobot buah per tanaman. Genotipe 080 dan 081 memiliki
nilai yang lebih tinggi pada semua peubah fisiologi dan morfologi dibanding
dengan genotipe lain. Berdasarkan nilai HSI, kedua genotipe tersebut tergolong
genotipe moderat toleran terhadap suhu tinggi.