Seleksi Rumput Tahan Cekaman Kekeringan Dan Potensi Pengembangannya Di Daerah Kering Dengan Teknik Leisa
View/ Open
Date
2016Author
Hamdan, Moh Ali
Mhk, Panca Dewi
Prihantoro, Iwan
Metadata
Show full item recordAbstract
Peternakan ruminansia di Indonesia didominasi oleh peternakan rakyat. Sebagian besar peternak memanfaatkan rumput sebagai hijauan pakan utama untuk ternak. Akan tetapi kendala yang dihadapi oleh peternak adalah ketersediaan hijauan. Kuantitas, kualitas, dan kontinuitas hijauan adalah faktor penghambat hijauan pakan. Tujuan penelitian adalah menseleksi beberapa jenis rumput yang tahan terhadap cekaman kekeringan, mengembangkan rumput tahan kering di daerah kering, mengevaluasi potensi rumput tahan kering, dan untuk mengetahui dosis pupuk yang sesuai untuk masing-masing jenis rumput tahan kering dengan menggunakan teknik LEISA.
Penelitian tahap pertama menggunakan 10 jenis rumput yakni Brachiaria decumbens Stapf, Brachiaria humidicola Schwieck, Brachiaria hybrid cv. Mulato, Panicum maximum cv. Gatton, Panicum maximum var. Trichoglum, Paspalum atratum Swollen, Paspalum notatum Flugge, Pennisetum purpureum cv. Mott, Pennisetum purpureum cv. Taiwan, dan Setaria splendida Stapf. Penelitian menggunakan rancangan acak lengkap dengan empat level perlakuan kadar air dari 100% hingga 25% kapasitas lapang. Peubah yang diamati berupa respon morfologi, fisiologi, dan kandungan nutrisi dengan tujuan untuk menseleksi rumput yang tahan kekeringan. Penelitian tahap pertama memberikan hasil bahwa terdapat 6 rumput yang terpilih untuk dilakukan penelitian kedua. Keenam rumput tersebut adalah Brachiaria decumbens Stapf, Brachiaria humidicola Schwieck, Paspalum atratum Swollen, Paspalum notatum Flugge, Pennisetum purpureum cv. Mott, dan Setaria splendida Stapf.
Penelitian tahap kedua menggunakan rancangan acak lengkap dengan perlakuan lima kombinasi pupuk yang berbeda berdasarkan teknik LEISA. Brachiaria decumbens Stapf memiliki produktivitas tertinggi pada lahan terbuka dengan pemupukan 100% anorganik. Brachiaria humidicola Schwieck di lahan terbuka dengan pemupukan organik 50% + anorganik 50% memberikan respon produktivitas terbaik. Paspalum atratum Swollen di lahan terbuka menggunakan pupuk organik 25% + pupuk anorganik 75% memiliki produktivitas terbaik. Paspalum notatum Flugge di lahan terbuka dengan pupuk organik 25% + anorganik 75% memiliki produktivitas terbaik. Pennisetum purpureum cv. Mott di lahan terbuka memiliki produktivitas terbaik dengan pemberian pupuk 50% anorganik + pupuk anorganik 50%. Setaria splendida Stapf dengan dosis pemupukan organik 50% + anorganik 50% memberikan hasil terbaik ketika ditanam di lahan terbuka.
Collections
- MT - Animal Science [1203]