Pola Kolokasi Berbasis Poligon Pada Titik Panas Dan Tutupan Lahan Gambut Di Rokan Hilir, Provinsi Riau
View/ Open
Date
2016Author
Roseli, Sergi
Sitanggang, Imas Sukaesih
Syaufina, Lailan
Metadata
Show full item recordAbstract
Indonesia merupakan salah satu negara dengan lahan gambut tropika terluas
di dunia yang sebagian besar tersebar di Sumatera, Kalimantan, dan Papua.
Provinsi Riau merupakan wilayah dengan penyebaran lahan gambut terluas di
Sumatera. Di sisi lain, Riau juga merupakan salah satu wilayah yang memiliki
kemunculan titik panas tertinggi di Indonesia. Lahan gambut yang memiliki sifat
irreversible drying rentan terhadap kebakaran jika berada dalam kondisi yang
kering. Pendekatan spatial co-location pattern dapat diterapkan untuk mengetahui
tipe dan karakteristik gambut yang rentan terhadap kebakaran karena banyaknya
titik panas di sekitar lahan gambut tersebut. Tujuan dari penelitian ini adalah
untuk menerapkan pendekatan polygon based co-location pattern mining terhadap
data titik panas yang direpresentasikan dalam bentuk titik dan data lahan gambut
yang direpresentasikan dalam bentuk poligon serta menganalisis pola kolokasi
yang dihasilkan.
Dengan mengetahui tipe gambut yang berkolokasi dengan titik panas maka
tipe dan karakteristik gambut yang berkaitan erat dengan dengan tingginya
kemunculan titik panas di sekitarnya juga dapat diketahui. Informasi tersebut
dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk pengambilan keputusan
manajerial berkaitan dengan pencegahan kebakaran. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa tipe gambut “hemists/saprists (60/40)
sedang”,“hemists/saprists (60/40) sangat dalam”, dan “saprists/mineral (90/10)
sedang” adalah tipe gambut yang membentuk kolokasi dengan titik panas secara
signifikan pada tahun 2001 sampai 2012. Sepanjang tahun 2001 sampai 2012,
kemunculan titik panas tertinggi berada di sekitar tipe gambut “hemists/saprists
(60/40) sedang” yang didominasi oleh tutupan hutan rawa gambut dengan
kedalaman 100 cm sampai 200 cm, “hemists/saprists (60/40) sangat dalam” yang
didominasi oleh tutupan hutan rawa gambut dengan kedalaman > 400 cm serta
“saprists/mineral (90/10) sedang” yang didominasi oleh tutupan hutan rawa
gambut dengan kedalaman 100 cm sampai 200 cm.