Sistem Pendukung Keputusan Untuk Pengembangan Agroindustri Pala Di Talaud Menggunakan Analytic Hierarchy Process (Ahp)
View/ Open
Date
2016Author
Arundaa, Rillya
Hermadi, Irman
Monintja, Daniel R. O
Metadata
Show full item recordAbstract
Pala merupakan tanaman perkebunan yang banyak dimanfaatkan oleh masyarakat Kabupaten Kepulauan Talaud dan merupakan salah komoditas unggulan daerah. Hasil survei BPS Talaud (2015) menyatakan bahwa hasil produksi buah pala mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Tersedianya sumber daya yang cukup/memadai mengindikasikan bahwa tanaman pala berpotensi untuk dikembangkan agroindustrinya. Hal ini didukung oleh potensi ketersediaan bahan baku, tenaga kerja, proses produksi, maupun peluang pasar. Pengembangan agroindustri ini mempunyai arti penting untuk memperluas kesempatan kerja, dan meningkatkan nilai ekonomi, sehingga dapat meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat, khususnya di wilayah pedesaan.
Penelitian ini bertujuan untuk merancang perangkat lunak sistem pendukung keputusan (SPK) berbasis web yang dapat membantu para pengambil keputusan untuk merencanakan dan mengembangkan agroindustri pala di Talaud. Tujuan khusus penelitian ini ialah menentukan prioritas produk agroindustri pala, menentukan prioritas lokasi pengembangan agroindustri pala, menentukan alternatif pengembangan kelembagaan agroindustri pala, mengukur prakiraan pasar komoditas pala dan produk agroindustri pala, serta mengukur kelayakan finansial agroindustri pala terpilih.
Data yang digunakan pada penelitian ini ialah data primer dan sekunder. Data primer diperoleh dari pakar dan data sekunder diperoleh dari BPS dan dinas pertanian. Pengumpulan data dilakukan melalui survei dan wawancara menggunakan kuesioner serta melalui penelusuran pustaka.
Sistem pendukung keputusan pengembangan agroindustri pala yang dibangun terdiri atas lima model keputusan dan dianalisis menggunakan beberapa metode. Model penentuan prioritas produk agroindustri menggunakan analytic hierarchy process (AHP), model penentuan lokasi industri menggunakan loqation quotient (LQ) dan AHP, model penentuan kelembagaan agroindustri menggunakan AHP, model prakiraan agroindustri menggunakan regresi linier sederhana, dan model kelayakan finansial menggunakan kriteria investasi yang terdiri dari net present value (NPV), benefit cost ratio (B/C ratio), net benefit cost ratio (Net B/C), internal rate of return (IRR), dan payback period (PP). Perancangan sistem mengacu pada tahapan penelitian system development life cycle (SDLC), menggunakan pendekatan pengembangan sistem object oriented (OO), dan bahasa pemodelan unified modeling language (UML).
Hasil keluaran model menunjukkan, produk agroindustri pala yang potensial untuk dikembangkan ialah usaha minyak pala (0,441), diikuti oleh anggur pala (0,247) dan permen pala (0,123), sedangkan prioritas lokasi pengembangan agroindustri pala di Talaud adalah kecamatan Lirung (0,289), diikuti oleh kecamatan Melonguane Timur (0,191) dan Kabaruan (0,111). Alternatif pembentukan kelembagaan agroindustri yang paling tepat ialah menjalin kerja sama dengan industri hulu sampai hilir (0,478).
Analisis prakiraan pasar komoditi pala terdiri atas analisis hasil produksi, volume penjualan dan harga jual buah pala. Analisis prakiraan pasar komoditi pala pada tahun 2015 memberikan hasil pada masing-masing analisis berturut-turut sebesar 3767,20 ton, 953,67 ton, dan Rp 72.073,33, dengan nilai koefisien determinasi 0,08, 0,62, dan 0,22. Nilai ini menunjukkan tingkat akurasi sebesar 8% untuk prakiraan hasil produksi, 62% untuk prakiraan volume penjualan buah pala, dan 22% untuk prakiraan harga jual buah pala. Analisis prakiraan pasar agroindustri pala terdiri dari analisis hasil produksi, volume penjualan dan harga jual anggur pala. Analisis prakiraan pasar anggur pala pada tahun 2015 memberikan hasil pada masing-masing analisis sebesar 703 botol, 712 botol, dan Rp 26.333, dengan nilai koefisien determinasi 0,94, 0,93, 0,82. Nilai ini menunjukkan tingkat akurasi sebesar 94% untuk prakiraan hasil produksi anggur pala, 93% untuk prakiraan volume penjualan anggur pala, dan 82% untuk prakiraan harga jual anggur pala.
Hasil analisis kelayakan finansial agroindustri pala khususnya usaha pengolahan minyak pala menunjukkan bahwa pada tingkat kapasitas mesin olah 500kg, dengan frekuensi olah 4 kali penyulingan dalam sebulan, harga bahan baku Rp 20.000 per kg, dan harga jual sebesar Rp 550.000 per kg adalah layak untuk dilaksanakan. Keuntungan bersih yang diperoleh sebesar Rp 221.806.000 per tahun dengan tingkat pengembalian modal mencapai 36%. Selanjutnya, dilakukan analisis sensitivitas dan hasilnya menunjukkan bahwa jika harga bahan baku mengalami peningkatan sebesar 10% maupun harga jual mengalami penurunan sebesar 10%, maka usaha ini masih menguntungkan dan layak dilaksanakan. Namun apabila harga jual mengalami penurunan sebesar 10% dan harga bahan baku mengalami peningkatan sebesar 10% secara bersamaan, maka usaha ini tidak layak dilaksanakan karena manfaat riil yang diperoleh bernilai negatif.
SPK yang dibangun diberi nama De Pala. De Pala dikembangkan berbasis web sehingga dapat diakses kapan saja dan di mana saja selama terkoneksi dengan internet. De Pala menyediakan antarmuka bagi aktor sebagai pengguna untuk berinteraksi dengan fungsi-fungsi yang tersedia pada De Pala. Aktor yang terlibat dalam sistem adalah petugas, pakar dan pengguna (tamu). Petugas memiliki hak akses untuk semua proses pengelolaan data, pakar diberi hak akses untuk melakukan penilaian, dan pengguna memiliki hak akses untuk melihat report masing-masing model keputusan yang tersedia dalam De Pala, memasukkan komentar dan mengirim pesan. Fungsi-fungsi De Pala yang melibatkan pengelolaan data selalu melakukan validasi apabila ada aktor yang mengaksesnya. Basis data De Pala terdiri atas 14 tabel, di mana untuk pemodelan keputusan melibatkan 7 tabel, yaitu tabel (1) jenis model, (2) model, (3) faktor, (4) aktor, (5) tujuan, (6) alternatif, dan (7) nilai.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa adanya sistem pendukung keputusan yang dibangun ini, tingkat manajerial (pengambil keputusan) dapat menentukan strategi pengembangan agroindustri pala dengan lebih mudah dan cepat. Penelitian lanjut dapat melengkapi, menambahkan atau mengembangkan model-model keputusan yang ada maupun mempertimbangkan parameter-parameter yang lain.