Interaksi Antara Biak Suspensi Sel Gaharu (Aquilaria Malaccensis Lam.) Dan Fusarium Sp. Dalam Menghasilkan Senyawa Seskuiterpena
View/ Open
Date
2016Author
Leksonowati, Aryani
Ratnadewi, Diah
Witjaksono
Agusta, Andria
Metadata
Show full item recordAbstract
Aquilaria malaccensis Lam. merupakan tumbuhan penghasil resin wangi atau gubal gaharu yang dimanfaatkan secara luas untuk industri parfum, dan obat-obatan. Resin wangi tersebut mengandung metabolit sekunder berupa seskuiterpena dan kromona. Gubal gaharu terbentuk sebagai respon dari masuknya patogen ke dalam jaringan yang terluka baik secara alami maupun disengaja. Tingginya permintaan pasar dan perburuan liar menyebabkan masalah serius dalam penurunan populasi spesies Aquilaria di alam, sehingga pada tahun 1995, CITES (Convention on International Trade in Endangered Species of Wild Fauna and Flora) menetapkan A. malaccensis masuk ke dalam Appendix II. Untuk mengatasi masalah tersebut dilakukan budi daya dan inokulasi buatan. Tetapi cara ini memiliki kelemahan karena memerlukan tanaman dalam jumlah besar, waktu yang lama dan konsistensi keberhasilan yang rendah. Kultur suspensi sel gaharu telah dipikirkan untuk menjadi salah satu solusi untuk memproduksi resin gaharu. Apabila berhasil, maka dapat menghemat lahan tanam, lebih cepat dan efisien. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan metode inisiasi dan perbanyakan kalus remah serta mempelajari interaksi sel gaharu A. malaccensis dengan Fusarium sp. sebagai elisitor pada pembentukan senyawa seskuiterpena dalam sistem suspensi sel, khususnya interaksinya dengan Fusarium sp. strain 372.3 dan w1fus.sp.2.
Tunas in vitro berumur 2 bulan dari spesies gaharu A. malaccensis serta Fusarium sp. strain 372.3 dan strain w1fus.sp.2. digunakan sebagai bahan dalam penelitian ini. Tahapan penelitian meliputi inisiasi biak kalus gaharu, inisiasi dan pemeliharaan suspensi sel gaharu, perlakuan interaksi suspensi gaharu dan Fusarium sp. untuk menginduksi senyawa seskuiterpena.
Hasil percobaan menunjukkan bahwa kalus dapat diinduksi dari semua perlakuan auksin-sitokinin pada inokulum potongan daun dan ruas batang A. malaccensis. Kombinasi 1–2 mg/L 2,4-D dan BA dalam selang konsentrasi rendah (0.1–0.3 mg/L) dapat menginduksi pembentukan kalus yang tinggi (>80%) dan remah. Subkultur kalus ke medium dengan 0.5–1.0 mg/L 2,4-D mampu menghasilkan suspensi sel dengan struktur yang remah. Terbentuknya senyawa seskuiterpena pada sistem suspensi gaharu dipengaruhi faktor bentuk elisitor cendawan, strain cendawan, umur suspensi dan lamanya waktu co-culture. Interaksi 10% filtrat strain Fusarium sp. strain 372.3 dan suspensi gaharu umur 1 minggu dengan lama co-culture 1 bulan menginduksi terbentuknya senyawa seskuiterpena terbanyak dan spesifik pada gaharu di antaranya -eudesmol, elemol, dan -eudesmol. Perlakuan 10 dan 20% filtrat Fusarium sp. strain 372.3 dan w1fus.sp.2 dapat menghambat pertumbuhan sel, namun mampu menginduksi terbentuknya seskuiterpena lainnya yang spesifik terdapat pada gaharu yaitu dihidro--agarofuran, dan kariofilena oksida.