Perakitan Kentang (Solanum Tuberosum L.) Kultivar Nooksack Transgenik Yang Mengandung Gen Hd3a
Abstract
Kentang merupakan salah satu bahan pangan utama dunia setelah padi,
gandum dan jagung. Berdasarkan data BPS, dari tahun 2013 ke 2014 rata-rata
produksi kentang di Indonesia meningkat, namun konsumsi kentang per kapita
penduduk di Indonesia menurun. Menurunnya konsumsi kentang ini disebabkan
ketersediaan kentang belum mencukupi kebutuhan penduduk di Indonesia. Untuk
memenuhi kebutuhan kentang yang meningkat terus, Indonesia mengimpor
kentang dari luar negeri. Indonesia saat ini mengimpor semua kentang olahan
french fries beku. Nooksack merupakan salah satu kultivar kentang yang cocok
untuk produksi kentang olahan french fries beku. Nooksack memiliki kekurangan
yaitu produksi umbi yang rendah dan masa dormansi yang panjang. Rendahnya
produksi umbi kultivar Nooksack dapat diatasi dengan teknik rekayasa genetika
dengan menggunakan gen Hd3a.
Gen Hd3a menyandi protein Hd3a yang menginduksi pembungaan pada
padi, jarak pagar, Nicotiana benthamiana, Saussurea involucrate dan kentang.
Pada kentang kultivar Andigena, selain menginduksi pembungaan, Hd3a juga
menginduksi pembentukan umbi. Penelitian ini bertujuan untuk merakit tanaman
kentang (Solanum tuberosum L.) kultivar Nooksack transgenik yang mengandung
Hd3a yang diisolasi dari padi di bawah kendali promoter 35S CaMV.
Transformasi genetik kentang dilakukan melalui metode kokultivasi dengan
menggunakan A. tumefaciens LBA 4404. Transformasi terhadap 115 eksplan yang
berupa ruas tanpa mata tunas menghasilkan efisiensi transformasi sebesar 21.25%
dan hasil efisiensi regenerasi sebesar 10% serta 8 tunas transgenik putatif.
Analisis terhadap 6 tunas transgenik putatif dilakukan dengan menggunakan PCR
dengan primer 35S F dan Hd-R. Analisis PCR menunjukkan bahwa keenam
tanaman tersebut merupakan kentang transgenik yang mengandung gen Hd3a di
bawah kendali promoter 35S CaMV. Tanaman transgenik tersebut telah berhasil
diaklimatisasi di rumah kaca dan menghasilkan umbi G0.